Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Limbah di Jakarta Tak Ditangani Baik, Ini Rekomendasi untuk Ahok

Kompas.com - 19/12/2014, 14:29 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Hasil pemeriksaan Badan Pemeriksaan Keuangan RI Perwakilan Provinsi DKI menunjukkan, kinerja pengelolaan limbah domestik di Ibu Kota tidak optimal. Akibatnya, BPK DKI menyebut sungai-sungai dan juga teluk Jakarta menjadi tercemar limbah tersebut.

Kepala Perwakilan (BPK) Provinsi DKI Efdinal menyatakan telah memberikan rekomendasi kepada Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama untuk menyelesaikan permasalahan limbah yang tidak tertangani itu.

"BPK memberikan rekomendasi kepada Gubernur untuk mengusulkan dan mendorong terbitnya perda tentang pengelolaan limbah domestik di Provinsi DKI Jakarta," kata Efdinal, di kantor BPK RI, di Tebet, Jakarta Selatan, Jumat (19/12/2014).

Selain itu, BPK juga merekomendasikan Gubernur agar melakukan evaluasi kelembagaan dan ketatalaksanaan pengelolaan limbah domestik. [Baca: Pengelolaan Limbah di Jakarta Lemah, Ini 11 Penyebabnya]

BPK juga meminta agar meningkatkan koordinasi antar-satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dan instansi terkait dalam penyusunan peraturan daerah, peraturan pelaksanaan, kebijakan, program, dan pengganggaran kegiatan pengelolaan limbah tersebut.

Efdinal menyarankan agar sosialisasi kepada masyarakat tentang limbah juga dilakukan. "Meningkatkan sosialisasi tentang pentingnya pengelolaan limbah domestik kepada masyarakat," ujar Efdinal.

Selain itu, dia juga merekomendasikan pengawasan dan pengendalian atas kegiatan pengelolaan limbah domestik yang menjadi tanggung jawab SKPD dan instansi terkait.

"Menerapkan sanksi secara tegas atas pembuangan air limbah domestik grey water secara langsung ke saluran drainase sebelum dilakukan pengolahan," ujar dia.

Dia mengatakan, surat rekomendasi sudah diberikan 40 hari lalu kepada DKI. Dia meminta rekomendasi itu segera ditindaklanjuti.

"Berdasarkan undang-undang, mesti ada tindak lanjut. Kita harapkan dua atau tiga pekan ke depan bagaimana proses tindak lanjutnya. Diharapkan, tahun 2015, sudah ada proses terkait pengelolaan limbah," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com