Begitu pula pegadang kaki lima (PKL) yang masih mewarnai area Monas meskipun telah berkali-kali ditertibkan. Mereka belum juga kapok.
Kepala Unit Pengelola Monas Rini Hariyani mengatakan, hal tersebut terjadi karena masih lemahnya pengawasan di Monas. Salah satu faktor yang menyebabkan lemahnya pengawasan di Monas adalah sistem alih daya (outsourcing) untuk petugas keamanan di kawasan tersebut.
“Sekuriti kami masih outsourcing. Sepertinya itu yang menyebabkan kerja mereka belum optimal,” ujar Rini saat dihubungi, Selasa (23/12/2014).
Karena itu, mulai 2015, pihak pengelola berencana untuk mengganti sistem tersebut. Rini mengatakan, petugas sekuriti akan dijadikan pekerja harian lepas (PHL) yang langsung digaji oleh pihak pengelola Monas. Dengan begitu, kesejahteraan mereka akan lebih terjamin.
Penugasan juga langsung dilakukan oleh pengelola Monas sehingga mereka dapat lebih bertanggung jawab. Hal ini juga diperuntukkan petugas kebersihan. “Kami akan gaji mereka sesuai dengan upah minimum provinsi (UMP) DKI Jakarta. Tentunya besarannya berjenjang dari staf hingga supervisor,” papar Rini.
Hal tersebut diakui oleh Jn, salah satu petugas sekuriti Monas. Jn mengaku sistem penggajian sekuriti di Monas sangat minim karena masih menggunakan sistem alih daya. “Harusnya kami bisa dapat dua juta ke atas, sekarang cuma 1,8. Dipotong sana-sini,” ujar Jn.
Lantaran alasan itulah, kemungkinan petugas untuk “bermain” dengan oknum PKL pun tinggi. Tujuannya hanya untuk mendapat uang tambahan, Rini mengatakan, kini para petugas sekuriti tengah dites fisik untuk keperluan perekrutan menjadi PHL.
“Ke depannya kami langsung berikan penugasan untuk menjaga celah-celah yang dimanfaatkan pengunjung yang bandel,” ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.