Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Pejabat-pejabat DKI yang Kena "Semprot" Ahok

Kompas.com - 31/12/2014, 15:46 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama meluapkan kekesalannya kepada hampir semua pejabat eselon di DKI. Satu per satu pejabat "disemprot" oleh Basuki.

Berbagai kesalahan maupun program yang tidak bisa dikerjakan pejabat satuan kerja perangkat daerah (SKPD) diungkapkan oleh suami Veronica Tan itu, misalnya kepada Wakil Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Benjamin Bukit, yang menghadiri pengarahan tersebut.

"Pak Bukit, dari dua tahun yang lalu saya minta pengadaan yellow box untuk ditempatkan di perempatan di Jakarta. Sampai sekarang, program itu tidak terwujud. Bapak bisa kerjain (pengadaan yellow box) enggak? Kalau tidak, satu set (pegawai Dishub) saya stafkan," ancam Basuki, di Balai Agung, Balai Kota, Rabu (31/12/2014).

Para pejabat eselon II dan III yang menghadiri pengarahan terlihat begitu serius mendengar pernyataan Basuki. Tak ada senyum mengembang dari para pejabat teras Jakarta tersebut.

Selain Dishub, Basuki juga "menyemprot" Kepala Dinas Tata Ruang DKI Gamal Sinurat. Menurut Basuki, Gamal tak mampu mengendalikan tindakan anak buahnya yang mengubah peruntukan di dalam rencana tata detail tata ruang wilayah (RDTR).

Ia pun mengancam Gamal untuk dijadikan staf. Setelah itu, ia juga mengancam Kepala Satpol PP DKI Kukuh Hadi Santoso. [Baca: Tutup Tahun 2014, Ahok "Semprot" Pejabat DKI]

"Satpol PP bisa tegas enggak urus PKL atau warga di bangunan liar? Kalau enggak bisa, saya ganti tentara saja, masih banyak 400 kolonel yang menganggur dan non-job. Lebih galak dan lebih kencang kerjanya mereka daripada menganggur," kata Basuki lagi. Sementara itu, Kukuh dan Gamal hanya terlihat mengangguk-angguk.

Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah dan Perdagangan DKI Joko Kundaryo juga kena "semprot" Basuki. Bahkan, ia mengaku sempat ingin menjadikan Joko sebagai staf biasa non-eselon.

"Saya hampir copot Pak Joko karena enggak beres urus PKL, koordinasi dong Pak dengan lurah dan camat, data semua PKL-nya," kata Basuki lagi dengan suara meninggi.

Tangan Basuki kemudian menunjuk Kepala Badan Penanaman Modal dan Promosi (BPMP) DKI Catur Laswanto yang duduk di kursi barisan depan.

"Pak Catur juga hampir saya stafkan. BUMD DKI jangan sampai tidak profesional, tidak ada titip-menitip partai politik atau dari pihak mana pun. Kalau BUMD enggak kasih untung, lebih baik langsung ganti direksi," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan 'Treadmill' untuk Calon Jemaah Haji

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan "Treadmill" untuk Calon Jemaah Haji

Megapolitan
Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Megapolitan
Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Megapolitan
Resahnya Arya Naik JakLingko, Dapat Sopir Ugal-ugalan yang Tengah Diteror 'Debt Collector'

Resahnya Arya Naik JakLingko, Dapat Sopir Ugal-ugalan yang Tengah Diteror "Debt Collector"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com