Informasi itu diperoleh Sari berdasarkan penuturan anak keduanya, Izzat Nabilla (20).
Sari mengatakan, saat memulai proses penangkapan, polisi mengawalinya dengan memepet mobil yang dikendarai Bambang sambil memintanya untuk berhenti.
Lokasinya sekitar 200 meter dari sekolah anak bungsu Bambang, Muhammad Yattaqi (10), di SD Nurul Fikri, Jalan Tugu Raya, Cimanggis, Depok.
"Setelah mengantar Taqi sekolah, dalam perjalanan pulang, mobil Mas Bambang dipepet. Terus ada satu polisi bersenjata laras panjang yang menghampiri," kata Sari, di kediamanmya, di Kampung Bojong Lio, Cilodong, Depok, Jawa Barat, Jumat malam.
Setelah menghampiri Bambang dan anaknya itu, kata Sari, polisi kemudian meminta Bambang untuk keluar dari mobil sambil memberitahukan bahwa mereka akan melakukan penangkapan dengan mengeluarkan borgol.
Dia mengatakan, Bambang sempat mempertanyakan proses penangkapan itu karena dinilainya tidak sesuai dengan prosedur. Namun, ia akhirnya mengalah. Ia dan Izzat pun masuk ke salah satu mobil milik polisi.
Mobil Bambang dibawa ikut ke Mabes Polri dengan dikendarai oleh salah satu anggota yang ikut dalam penangkapan itu. Menurut pengakuan Izzat yang disampaikan oleh Sari, waktu tempuh dari lokasi penangkapan ke Mabes Polri yang terletak di Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, sangat cepat.
Padahal, saat itu adalah pagi hari yang merupakan jam-jam padat lalu lintas karena bersamaan dengan jam masuk kantor. "Saya sempat tanya Izzat kok cepat sampai ke Bareskrim. Dia bilang soalnya polisi bawa kendaraan pembuka jalan (voorijder)," ucap Sari.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.