Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Tertarik Inovasi Tukang Ojek Go-Jek

Kompas.com - 26/01/2015, 09:44 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengapresiasi adanya jasa pemesanan ojek lewat aplikasi di ponsel, Go-Jek. Kendati demikian, lanjut dia, keberadaan jasa ojek ini belum meminta izin operasional terlebih dahulu kepada Dinas Perhubungan (Dishub) DKI.

"Belum ada izin, dia mirip-mirip Uber Taksi. Makanya kami mau panggil," kata Basuki, di Balaikota, Senin (26/1/2015). 

Pria yang akrab disapa Ahok itu mengaku sudah mengetahui adanya aplikasi Go-Jek. Aplikasi itu, kata Basuki, merupakan inovasi sekumpulan anak muda yang tidak hanya menyediakan jasa ojek. Namun, juga bisa menggunakan jasa tukang ojek itu untuk membeli makanan maupun sebagai kurir, dengan syarat harga makanan yang dipesan kurang dari Rp 1 juta.

Pemprov DKI, kata Basuki, akan membantu dengan memberi dukungan kepada Go-Jek. "Saya lagi atur waktu ketemu mereka, ojek itu salah satu feeder yang baik, cuma jangan sampai masuk ke tengah kota," ujar Basuki. 

Melalui keberadaan Go-Jek ini, Basuki berharap, seluruh tukang ojek di Jakarta dapat dikelola serta berada di bawah manajemen Go-Jek. Apabila para tukang ojek enggan bergabung dengan Go-Jek, maka tukang ojek lambat laun akan bangkrut.

Oleh karena itu, rencana pertemuannya dengan Go-Jek juga untuk membicarakan rancangan penyatuan manajemen ini. "Memang ojek secara resmi kan sudah jadi bagian dari transportasi, enggak usah ditambah kena pajak lagi, tinggal diatur saja masuk ke Go-Jek. Nanti dari mereka (Go-Jek) berkembang secara alami pengelolaan ojek nya dan baru kami bantu. Kami butuh dokumen dari mereka dan tentunya masih dalam koridor hukum kan berjalannya," kata Basuki. 

Sekadar informasi, aplikasi Go-Jek membuat warga tak perlu lagi mendatangi tempat mangkal atau menyetop tukang ojek bersangkutan di pinggir jalan. Go-Jek ini merupakan hasil sebuah perusahaan lokal bernama PT Go-Jek Indonesia.

Selain transportasi ke tempat tujuan, Go-Jek menyediakan jasa lain berupa pengantaran serupa kurir dan jasa belanja, yakni membelikan barang yang dipesan pengguna -misalnya makanan- dengan nilai maksimal Rp 1 juta. 

Aplikasi Go-Jek baru diluncurkan sekitar dua minggu lalu dan telah mengumpulkan angka unduhan mencapai 15.000. Untuk memesan ojek, peminat bisa mengunduh aplikasi Go-Jek dari toko aplikasi Android Google Play atau Apple App Store, melakukan registrasi e-mail dan nomer telepon, lalu memesan ojek.  Dalam waktu paling lama 45 menit, ojek dijamin sudah tiba ke tujuan.

Posisi ojek yang dipakai bisa dipantau lewat aplikasi karena pengemudi ojek turut dilengkapi smartphone dengan fitur GPS. Jumlah pengemudi ojek yang tergabung dalam Go-Jek kini telah mencapai kisaran 1.000 orang yang tersebar di area Jabodetabek. Pihak Go-Jek turut menyediakan perlengkapan standar lain berupa sepasang helm dan jaket. Pengguna juga bisa memberikan feedback berupa review atau masukan lain terhadap layanan pengemudi ojek dari Go-Jek.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com