Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Sepak Bola, Masa Depan MRT

Kompas.com - 26/01/2015, 13:51 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Jika penggemar klub sepak bola Arsenal bangga memiliki Stadion Emirates, London, Inggris, yang luas dan megah, penggemar Persija cukup puas dengan keberadaan Stadion Lebak Bulus di Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan.

Stadion berkapasitas 12.000 penonton itu didirikan pada tahun 1987. Dulunya, tempat ini merupakan markas klub sepak bola Pelita Jaya. Setelah klub itu pindah ke Solo, Jawa Tengah, Persija menggunakan Stadion Lebak Bulus sebagai basecamp mereka.

Di Stadion Lebak Bulus, ”The Jakmania”–sebutan penggemar Persija–lahir. Saat pertama kali terbentuk pada tahun 1997, anggota The Jak hanya 40 orang. Sekarang, anggota The Jak lebih dari 80.000 orang.

Ketua Umum The Jakmania Muhammad Larico Ranggamone pernah menyebut Stadion Lebak Bulus sebagai stadion ”angker” karena ditakuti oleh hampir seluruh tim sepak bola di Indonesia. Ferry Indrasjarief, mantan Manajer Persija, Kamis (8/1), menuturkan, tahun 2001, tim sepak bola dengan julukan ”Macan Kemayoran” itu berhasil menjuarai Liga Indonesia.

Meskipun selalu menganggap Stadion Lebak Bulus sebagai ”rumah” mereka, sejak tahun 2008, Persija tidak lagi menggunakan stadion itu karena kapasitasnya kurang memadai.

Tumbuh bersama

Lebak Bulus pernah unjuk gigi di dunia internasional. Stadion itu pernah dipakai menyelenggarakan kualifikasi Piala Asia U-16 pada tahun 2008. Pada tahun 2011, stadion tersebut juga menjadi venue cabang sepak bola SEA Games XXVI.

Di Lebak Bulus, sejumlah konser musik artis mancanegara pernah dihelat. Salah satunya konser musik grup band metal Metallica, pada tahun 1993.

”Selain menikmati konser- konser musiknya, remaja di sini, juga dari Jakarta Selatan dan sekitarnya, biasa memanfaatkan stadion. Jadi semacam gelanggang olahraga, bisa renang, dan pastinya main bola,” kata Nirwono Joga, arsitek lansekap yang melewatkan masa remajanya di Kompleks Lebak Lestari Indah, Lebak Bulus.

Titi Suharti (74), warga, menuturkan, sebelum menjadi stadion, daerah di depan rumahnya hanya lahan kosong. ”Lahan itu dipakai anak muda bermain sepak bola,” kata Titi yang tinggal di dekat Stadion Lebak Bulus sejak tahun 1987 itu.

Dulu, di sekitar tempat tinggal Titi, banyak pohon dan empang. Setelah ada stadion, permukiman warga tumbuh masif. Apalagi, setelah dibangun terminal di sebelah barat stadion pada tahun 1990-an.

Transformasi

Berdasarkan surat rekomendasi pembongkaran yang diterbitkan Kementerian Pemuda dan Olahraga, kolam renang, stadion, dan gedung squash akan dialihfungsikan menjadi depo angkutan massal cepat (MRT). Sebagai gantinya, stadion baru akan dibangun di bekas Taman Bersih, Manusiawi dan Wibawa (BMW) di Jalan RE Martadinata, Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Sejak sekitar pertengahan tahun lalu, operasional terminal dan stadion secara resmi sudah dihentikan. ”Saat ini kami sedang membangun stasiun-stasiun MRT yang berada di tengah Jalan Lebak Bulus Raya dan Jalan Fatmawati sambil menunggu Stadion dan Terminal Lebak Bulus selesai dirobohkan,” kata Direktur Utama PT MRT Dono Boestami, Senin (29/12).

Menurut Dono, seluruh pembangunan proyek MRT harus selesai sebelum gerbong kereta datang. Pada tahun 2017 akan datang 96 gerbong MRT atau 16 rangkaian kereta.

Stadion Lebak Bulus yang selama sekitar 30 tahun berdiri, kata Nirwono, sepertinya tidak direncanakan selamanya berada di sana. ”Ini contoh nyata bagaimana tata kota di Jakarta sering berubah. Warga sekitar baru tahu akan ada pembangunan MRT 3-4 tahun lalu. Dulu pernah dengar infonya, depo MRT di belakang RSUP Fatmawati. Tiba-tiba, kok, di sini,” katanya.

Jumat (9/1), dari serambi rumah Titi terlihat atap tribun Stadion Lebak Bulus. ”Kabarnya, sebentar lagi tribun itu dirobohkan. Kalau sudah roboh, stadion benar-benar tidak ada lagi,” kata Titi.

Rutinitas shalat Idul Fitri di lapangan bola sebentar lagi masuk kotak memori yang tak akan terulang. Juga banyak kenangan lain bersama tetangga dan keluarga di stadion itu.

Mau tidak mau, Lebak Bulus berubah seiring dinamika Kota Jakarta. Perubahan itu akan memupuk memori baru di benak warga Ibu Kota. Mereka hanya berharap kenangan indah yang akan lebih banyak terukir. (DENTY PIAWAI NASTITIE/NELI TRIANA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

Megapolitan
Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Megapolitan
Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com