Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari 10 Aksi Kejahatan dengan Senjata Api, Baru Tujuh Kasus Diungkap Polisi

Kompas.com - 28/01/2015, 17:08 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Heru Pranoto mengungkapkan bahwa kejahatan dengan menggunakan senjata api dan senjata tajam jumlahnya meningkat. Peningkatan itu terjadi dari kurun waktu 31 Desember 2014 sampai 27 Januari 2015.

"Kejahatannya hampir 10 kejadian kalau enggak salah. Dari 10 kejadian, kita sudah ungkap tujuh kasus," kata Heru di Balai Kota DKI, Rabu (28/1/2015).

Heru menambahkan, kejahatan yang terjadi sepanjang waktu itu di antaranya adalah soal preman. Polisi di lingkup Polda Metro Jaya telah melaksanakan tiga kali operasi preman. Dalam operasi pertama didapatkan 400 orang preman yang ditangkap.

Operasi kedua menjaring lebih banyak lagi, yakni 600 orang preman. Dalam operasi terakhir yang baru-baru ini digelar, preman yang terjaring sebanyak kurang lebih 840 orang.

Dari beberapa kali melaksanakan operasi, Heru menyebutkan, sudah ada konsep matang yang telah dipersiapkan sebelumnya. Namun, operasi ini sama sekali tidak menjamin bahwa kejahatan bisa berkurang seluruhnya, melainkan hanya meminimalkan angka kejahatan di masyarakat.

"Kejahatan itu adalah bayang-bayang peradaban manusia. Selama ada manusia, pasti ada kejahatan," ujar dia.

Salah satu kasus yang cukup hangat di benak masyarakat hingga saat ini adalah aksi begal motor di Jalan Margonda Raya, Depok, Minggu (25/1/2015) dini hari.

Korban tewas dibacok komplotan rampok yang hendak merampas motornya, Yamaha Xeon. "Korban bernama Abdul Rohman, diperkirakan berusia 20 tahun, warga Depok," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Martinus Sitompul.

Korban dibacok di Jalan Margonda Raya, tepatnya sekitar 5 meter setelah Tugu Selamat Datang Kota Depok, di Kelurahan Pondok Cina, Kecamatan Beji, Kota Depok, Jawa Barat, Minggu pukul 03.30 WIB.

Korban saat itu berkendara seorang diri dari arah Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Aksi begal motor di kawasan Depok, awal tahun ini, telah memakan sejumlah korban. Sebelumnya, pada 9 Januari, Bambang Syarif Hidayattulah (23) juga tewas ditusuk perampok saat tengah berkendara di Jalan Juanda, Sukmajaya, Depok. Kejadian ini berlangsung pukul 01.45 WIB.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com