Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembatalan Penerbangan Lion Air Hari Ini Tak Dapat Uang Kompensasi

Kompas.com - 20/02/2015, 16:31 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com - Informasi ketentuan tentang refund atau pengembalian uang tiket beserta kompensasinya ternyata tidak seluruhnya dipahami oleh penumpang Lion Air di Bandara Soekarno-Hatta.

Beberapa penumpang menganggap bahwa mereka semua akan mendapat pengembalian seharga tiket yang mereka beli, kompensasi, dan passenger service charge (PSC). Tetapi kenyataannya tidak demikian.

Elis (31), salah satu penumpang yang akan menuju Medan, Sumatera Utara, tidak mendapatkan uang kompensasi sebesar Rp 300.000. Padahal, dari awal diumumkan oleh PT Angkasa Pura II yang mengambil alih sementara untuk refund, semua penumpang berhak atas uang kompensasi.

"Saya enggak dapat (uang kompensasi) karena baru berangkat hari ini. Katanya yang dapat itu yang harusnya sudah berangkat kemarin-kemarin," kata Elis kepada Kompas.com di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Jumat (20/2/2015).

Perempuan yang tiga jam mengantre untuk refund tersebut menuturkan, dia juga menggunakan jasa agen travel saat membeli tiket pesawat, sehingga ada pemotongan untuk jasa itu.

Potongan itu langsung diberlakukan saat mengurus refund dengan PT Angkasa Pura II.  "Saya dipotong Rp 55.000, sayang sebenarnya. Tetapi ya mau bagaimana lagi," ujar dia.

Penumpang lain yang terbang dari Singapura, Siti (50), ingin pergi ke Solo dan terpaksa harus mengurus refund karena Bandara Soekarno-Hatta mengabarkan tidak ada pesawat Lion Air tujuan Solo.

Dia pun kini bingung harus pulang dengan moda transportasi apa selain pesawat. "Saya juga bingung, ini refund-nya bagaimana. Saya kan dari Singapura, apa yang di-refund itu penerbangan yang dari mana," ucap Siti.

Saat diberi penjelasan oleh penanggung jawab perihal refund, Siti hanya mendengarkan. Namun setelahnya, dia kebingungan harus naik bus atau kereta untuk bisa sampai di Solo.

"Saya dikasih tahu kalau ada pesawat tadi, tetapi enggak ada kejelasan (berangkat). Ya kecewa saya. Terpaksa naik kereta atau bus," ucap dia.

Suasana antrean refund di Terminal 3 masih ramai. Antrean pun seakan tidak berkurang. Sesekali beberapa penumpang berteriak dan meminta agar proses dipercepat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com