Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uji Publik, Solusi Kisruh APBD DKI

Kompas.com - 03/03/2015, 19:21 WIB
Tara Marchelin Tamaela

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kisruh rancangan anggaran pendapatan dan belanja daerah (RAPBD) DKI Jakarta dinilai merupakan akibat dari minimnya transparansi dan partisipasi masyarakat dalam pembahasan anggaran. Oleh karena itu, DPRD dan Pemprov DKI didesak untuk melibatkan masyarakat dalam pembahasam anggaran.

"Proses perencanaan tidak melibatkan masyarakat sehingga akhirnya ada APBD versi DPRD dan versi Pemprov DKI Jakarta," kata Sekertaris Jenderal Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran (FITRA), Yenny Sucipto, Selasa, (3/3/2015).

Yenny menambahkan, pembahasan APBD merupakan proses yang sangat rentan terhadap kemungkinan adanya program-program titipan sehingga perlu dikawal oleh masyarakat.

Kendati demikian, masyarakat juga tidal bisa hanya menyalahkan DPRD selaku badan legislatif karena pembahasan APBD merupakan proses yang harus dilakukan oleh legislatif dan ekskekutif.

Sebagai jalan keluar, Yenny mengatakan dapat dilalukan uji publik terhadap APBD sehingga diperoleh APBD yang sesuai kepentingan rakyat.

"Sebenarnya keinginan kita adanya uji publik untuk memastikan APBD versi mana yang dianggap pro rakyat atau paling tidak disepakati oleh kedua belah pihak," kata Yenny.

Uji publik terhadap APBD juga dapat menjadi solusi atas minimnya partisipasi masyarakat atas pembahasan anggaran serta menimbulkan kepercayaan masyarakat terkait pengelolaan keuangan daerah.

Selain itu, uji publik dianggap dapat membantu DPRD dalam melakukan penyelidikan terhadap Gubernur DKI Jakarta, Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama, yang dianggap melanggar aturan.

Begitu juga sebaliknya, uji publik dapat menjawab kegelisahan Pemprov DKI Jakarta tentang anggaran siluman. Namun, uji publik harus dijalankan dengan mediasi dari Kementrian Dalam Negeri (Kemendagri).

Sementara itu, terkait pemanggilan Pemprov DKI Jakarta dan DPRD oleh Kemendagri besok, Yenny menuturkan seharusnya dilakukan setelah uji publik.

"Sebenarnya kita juga tidak setuju ada pemanggilan dua belah pihal tanpa uji publik karena itu penting," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Megapolitan
Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Megapolitan
Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Megapolitan
Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Megapolitan
Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Megapolitan
Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com