Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
ADVERTORIAL

Senangnya, Nantinya Bisa Melihat dengan Jelas Kembali

Kompas.com - 09/03/2015, 09:56 WIB
advertorial

Penulis

Layanan operasi katarak tanpa dikenai biaya bagi masyarakat kurang mampu diselenggarakan selama 2 hari di RS Klinik Medika Lestari Ciledug. Kegiatan ini dilakukan pada hari Jumat, 6 Maret 2015 dan Sabut, 7 Maret 2015.  Tindakan ditangani langsung oleh dokter spesialis mata yang berpengalaman, dibawah organisasi SPBK Perdami.

Operasinya cepat dan tidak sakit”, ungkap Ibu Epi, salah seorang penderita katarak yang baru saja selesai tindakan.“Senang banget perasaanya, wah tidak terkiralah”, imbuhnya.“Senin tanggal 9 Maret, dokter akan periksa mata saya lagi”.Menurut dr. Rita, pada umumnya, tingkat keberhasilan operasi katarak cukup baik. Dokter Rita merupakan salah seorang dokter yang terlibat aktif dalam kegiatan layanan operasi katarak tersebut. “Tentunya, diharapkan melalui tindakan atau penanggulanan katarak, fungsi penglihatan dari mata penderita dapat kembali baik, sehingga dapat melakukan aktivitas dengan optimal dan tidak lagi bergantung bantuan orang lain”, imbuh dr. Rita.

Program layanan operasi katarak tersebut merupakan salah satu program yang diusung oleh SPBK (Seksi Penanggulangan Buta Katarak) Perdami (Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia). “umumnya pelaksanaan programlayanan ini, dikhususkankepada masyarakat kurang mampu atau di daerah yang sulit terjangkau”, ujar dr Rita. Program ini telah cukup lama dilaksanakan oleh SPBK Perdami.

Dalam implementasinya, SPKB Perdami terbuka dan sangat mengharapkan partisipasi aktif dari berbagai elemen masyarakat. Kegiatan layanan operasi katarak kali ini didukung oleh  BCA maupun manajemen rumah sakit.   Kerjasama SPBK Perdami dengan BCA telah lama terjalin, yaitu sejak tahun 2001, antara lain layanan operasi katarak di berbagai daerah, seperti di Tanjung Pinang (Sumatera), Kabupaten Kayong Utara (Kalimantan Barat), Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur, dan lain-lain.

Bertepatan dengan ulang tahun BCA ke-58, Bakti BCA menyelenggarakan berbagai rangkaian kegiatan kepedulian sosial, sebagai ungkapan syukur atas kepercayaan masyarakat kepada BCA selama ini,  Salah satunya, pada hari Jumat, 6 Maret 2015 yang lalu, Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja menyerahkan secara simbolis 13 unit alat operasi katarak dan 2 unit alat Biometrike pada SPBK Perdami, yang diterima oleh sekjen Perdami Dr. M. Sidik SpM.  Penyerahan disaksikan oleh Sekretaris Perusahaan BCA Inge Setiawati, Head of CSR BCA Sapto Rachmadi dan jajaran pengurus Perdami.

Di usia yang ke-58 ini, BCA ingin memaknainya dengan berbagi kepada sesama. Kami menyadari perkembangan BCA hingga saat inipun harus diikuti dengan perkembangan masyarakat di sekitar kami. Oleh karena itu, dalam sukacita ulang tahun yang ke-58 kami melakukan berbagai rangkaian kegiatan sosial. Hari ini, BCA menyerahkan 13 alat operasi katarak dan 2 alat Biometrisecara simbolis kepada SPBK Perdami.” Ujar Jahja. Ia melanjutkan bantuan yang diberikan diharapkan mendukung SPBK Perdami terkait dengan misinya menurunkan angka buta katarak di Indonesia.

Katarak merupakan kekeruhan pada lensa mata yang menyebabkan gangguan penglihatan. Jika sudah parah, selaput katarak dapat menghalangi masuk cahaya secara total sehingga mengakibatkan kebutaan. Selama dua decade terakhir, sudah banyak kemajuan yang dicapai dalam penurunan angka kebutaan secara signifikan. Pada tahun 1990-an, angka kebutaan nasional sekitar 1,47 persen, sementara studi validasi Riskesdas Perdamitahun 2013 memperlihatkan angka kebutaan nasional sebesar 0,6 persen. Keberhasilan penurunan angka tersebut tentu patut disyukuri dan diapresiasi.

Hal tersebut bisa dicapai berkat adanya dukungan dari berbagai pihak, termasuk BCA. “Oleh karena itu, SPBK Perdami bersyukur atas kerjasama yang telah terjalin dengan baik. Kami juga menyambut dengan sukacita bantuan 13 alat operasi katarakdan 2 alat Biometri yang diserahkan hari ini. Alat-alat ini tentunya akan memudahkan kami untuk melakukan operasi katarak. Semoga kerjasama ini dapat terus dilanjutkan dan ditingkatkan untuk memerangi kebutaan akibat katarak di Indonesia.” ujar M.Sidik. (Adv)

BCA Senantiasa di Sisi Anda

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Selidiki Kasus Penistaan Agama yang Diduga Dilakukan Oknum Pejabat Kemenhub

Polisi Selidiki Kasus Penistaan Agama yang Diduga Dilakukan Oknum Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Viral Video Perundungan Pelajar di Citayam, Korban Telepon Orangtua Minta Dijemput

Viral Video Perundungan Pelajar di Citayam, Korban Telepon Orangtua Minta Dijemput

Megapolitan
Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor, Banjirnya kayak Lautan

Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor, Banjirnya kayak Lautan

Megapolitan
Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Megapolitan
Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Megapolitan
Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Megapolitan
Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Megapolitan
Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Megapolitan
Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Megapolitan
Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Megapolitan
Kilas Balik Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Kronologi hingga Rekayasa Kematian

Kilas Balik Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Kronologi hingga Rekayasa Kematian

Megapolitan
Dikritik Ahok soal Penonaktifan NIK KTP Warga Jakarta, Heru Budi Buka Suara

Dikritik Ahok soal Penonaktifan NIK KTP Warga Jakarta, Heru Budi Buka Suara

Megapolitan
Walkot Depok Terbitkan Aturan Soal 'Study Tour', Minta Kegiatan Dilaksanakan di Dalam Kota

Walkot Depok Terbitkan Aturan Soal "Study Tour", Minta Kegiatan Dilaksanakan di Dalam Kota

Megapolitan
Rumahnya Digusur Imbas Normalisasi Kali Ciliwung, Warga: Kita Ikut Aturan Pemerintah Saja

Rumahnya Digusur Imbas Normalisasi Kali Ciliwung, Warga: Kita Ikut Aturan Pemerintah Saja

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com