Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan LMK soal Pengadaan Meja dan Tenda Pasar Enjo yang Dikeluhkan PKL

Kompas.com - 17/03/2015, 17:40 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pedagang kaki lima (PKL) di luar Pasar Enjo, di Pisangan Timur, Pulogadung, Jakarta Timur mengaku dipungut biaya jutaan rupiah untuk menerima pengadaan tenda dan meja besi.

Pedagang mengaku mesti mengeluarkan uang jutaan rupiah untuk menerima program yang disebut berasal dari Lembaga Masyarakat Kelurahan (LMK) Kelurahan Pisangan Timur ini.

Oknum LMK yang dimaksud bernama Mulyadi alias Deden. Terkait hal ini Deden mengakui bahwa jajarannya memang meminta pedagang untuk mengganti lapak dengan yang lebih baik. Dia mengakui adanya biaya yang mesti dikeluarkan pedagang.

Tetapi, jumlahnya tidak sampai jutaan rupiah. "Enggak ada sampai Rp 2,2 juta itu. Orang cuma Rp 1,1 juta. Itu juga diambil dari kas pedagang," kata Deden, usai mediasi di kantor Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur, Selasa (17/3/2015).

Deden mengatakan, biaya Rp 1,1 juta itu dapat dicicil oleh pedagang selama lima tahun atau dibayar lunas. Tiap bulan Rp 20.000. Menurut Deden, dia tidak melakukan paksaan terhadap pedagang. [Baca: Pengadaan Meja dan Tenda, PKL Pasar Enjo Mengaku Dipaksa Bayar Jutaan Rupiah]

Namun, dia mengakui menerapkan standar agar pedagang mengganti jualannya dengan meja dan tenda besi, yang ada ketentuannya. Alasan Deden, warga RW 02 di wilayahnya tak ingin PKL jadi kumuh dengan lapak sederhana.

Ia mengaku mempersilakan PKL bisa memesan sendiri meja di bengkel yang ada di luar. Gagasan lembaganya mengenai tenda dan meja besi itu juga mewakili suara pedagang. [Baca:
Oknum LMK Diduga Ancam PKL Pasar Enjo]

Hal ini berseberangan dengan pengakuan PKL yang merasa tidak pernah dilibatkan. "Jadi saya pegang surat kuasa dari pedagang untuk menyusun dan menegakkan tata tertib di lingkungan juga dapat mandat dari LMK untuk kita benahi pasar. Pedagang kalau keberatan, ya keberatan. Mereka maunya jorok. Tetapi masyarakat saya kan maunya bersih," ujarnya mengatasnamakan warga setempat.

Saat ini tenda bagi sekitar 203 PKL tersebut sudah dipasang. Panjangnya sekitar 210 meter. Hanya meja saja yang belum seluruhnya dimiliki pedagang. Ia menolak menyebutkan biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan tenda dan meja tersebut.

"Itu dari uang kas pedagang selama lima tahun," ujar Deden. Lantas apakah LMK punya kewenangan untuk menata PKL, dan mengapa tidak melalui Sudin Usaha Mikro Kecil dan Menengah?

"Itu kan lingkungan saya. Pengennya kita sih begitu melalui Sudin (UMKM). Tetapi kalau melalui sudin menunggu berapa lama lagi," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com