"Kalau dilihat dari potensi memang termasuk wilayah yang berisiko karena masyarakatnya itu urban," kata Ali kepada wartawan di kantor Kecamatan Cakung, Jakarta Timur, Rabu (18/3/2015).
Selain itu, lanjut Ali, wilayahnya juga berbatasan dengan daerah Bekasi, yang sekarang menjadi incaran warga sebagai kawasan tinggal. Ali menambahkan, di wilayahnya, banyak sektor industri sehingga banyak pekerja pabrik yang tinggal di daerah itu. Oleh karena itu, para pekerja pabrik itulah salah satu target penyuluhan KB.
"Jumlah demografi Kecamatan Cakung Besar mencapai 1 juta, melebihi kecamatan yang ada di wilayah Jakarta Timur lainnya," ujar Ali.
Dari jumlah penduduk 1 juta jiwa itu, 500.000 di antaranya memiliki KTP Cakung dan 400.000 tidak memiliki KTP Cakung. Meski demikian, Ali mengaku warganya dengan mudah terbuka dengan program KB ini.
Selama ini, pihaknya sudah mengerahkan pelayanan KB di tiap-tiap kelurahan. Selain pekerja pabrik, sasarannya adalah masyarakat pendatang dan yang mengakses pendidikan rendah.
Targetnya adalah wanita menikah dengan usia mulai 17 sampai dengan 49 tahun. Diharapkan, melalui program KB itu, warganya bisa hidup sejahtera. Selain itu, pertumbuhan penduduk juga dapat dikendalikan.
"Pentingnya pelayanan KB ini menjadi pola pemerintah agar jumlah penduduk bisa terkendali, mengendalikan tingkat kesejahteraan, membuat permukiman yang bagus, dan kesehatan tiap warga. Banyak anak banyak rezeki itu mitos. Pelayanan KB ini juga penting bagi masyarakat pendatang," ujarnya.
Hari ini, warga mendapat konseling dan konsultasi mengenai program KB. Warga juga dijelaskan mengenai dampak dan manfaat KB dan jenis KB, seperti melalui suntik, implan, pil KB, dan lain-lain.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.