Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggota DPRD DKI Ungkap Kekhawatiran Diintervensi oleh Partai

Kompas.com - 25/03/2015, 18:35 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu anggota DPRD DKI dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Syahrial menanyakan soal kekhawatiran sebagian besar anggota dewan kepada seorang pakar hukum tata negara, Margarito Kamis, pada Rabu (25/3/2015). Kekhawatiran tersebut berkaitan dengan intervensi yang mungkin diterima anggota dewan dari partai pendukung mereka masing-masing.

"Apakah ada kemungkinan intervensi dari luar sehingga kita yang sekarang sudah yakin ada pelanggaran (tetapi diintervensi). Apa sebaiknya kita menjelaskan kepada pimpinan partai? Agar yang tadinya matang tidak jadi mentah kembali?" tanya Syahrial dalam rapat angket.

Untuk diketahui, sejak DPRD DKI mengajukan hak angket, satu per satu dewan pimpinan pusat partai mengumumkan penarikan dukungan terhadap hak angket.

Akan tetapi sebagian besar anggota dewan tidak mematuhi perintah dari partainya. Menurut anggota dewan, hal ini disebabkan karena hak angket merupakan hak individu yang melekat pada mereka.

Pencabutan dukungan tidak dapat dilakukan oleh fraksi masing-masing. Melainkan oleh keinginan individu.

Menurut Margarito, apabila partai memang ingin melakukan intervensi, sebaiknya dilakukan sejak awal. Supaya, tidak merusak citra anggota dewan.

Hal yang dimaksud Margarito ialah soal perubahan sikap yang diambil anggota dewan setelah diintervensi. Anggota yang semula mendukung angket bisa tiba-tiba mencabut dukungannya.

Margarito mengungkapkan, partai yang melakukan intervensi tersebut juga tidak dapat dibenarkan. Hal ini karena, anggota dewan sudah jelas mengetahui ada pelanggaran hukum yang terjadi.

Namun, atas nama partai, anggota tersebut malah membiarkannya saja. Bagi Margarito, persoalan itu merupakan hal yang begitu prinsip.

Jika anggota dewan tidak dapat mempertahankan prinsipnya, kata Margarito, bisa menurunkan harkat dan martabat anggota dewan.

"Dalam berpolitik kalau yang tidak esensial atau yang sifatnya selera, silahkan ikut ke mana arus mengalir. Tetapi kalau berhadapan dengan yang prinsipil kita mesti teguh seteguh karang di tengah ombak," ujarnya.

Margarito memberi saran kepada anggota dewan untuk menunjukkan temuan pelanggaran hukum yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama kepada masyarakat. Hal ini juga demi menjaga martabat anggota dewan bahwa benar ada kebenaran yang sedang diperjuangkan.

Bahkan, Margarito mengusulkan kepada anggota dewan untuk membuka temuan lain. "Setiap saat orang bicara soal uninterruptible power supply (UPS). Padahal ada yang lain yang tidak dibuka kan, kalau bapak ketemu yang lain, ya buka juga," ujar Margarito.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polda Metro Sebut Judi 'Online' Kejahatan Luar Biasa, Pemberantasannya Harus Luar Biasa

Polda Metro Sebut Judi "Online" Kejahatan Luar Biasa, Pemberantasannya Harus Luar Biasa

Megapolitan
Polisi Deteksi 3 Pelaku Lain di Balik Akun Facebook Icha Shakila, Dalang Kasus Ibu Cabuli Anak

Polisi Deteksi 3 Pelaku Lain di Balik Akun Facebook Icha Shakila, Dalang Kasus Ibu Cabuli Anak

Megapolitan
Rombongan 3 Mobil Tak Bayar Usai Makan di Depok, Pemilik Restoran Rugi Rp 829.000

Rombongan 3 Mobil Tak Bayar Usai Makan di Depok, Pemilik Restoran Rugi Rp 829.000

Megapolitan
Kapolri Rombak Perwira di Polda Metro, Salah Satunya Posisi Wakapolda

Kapolri Rombak Perwira di Polda Metro, Salah Satunya Posisi Wakapolda

Megapolitan
Modus Preman Palak Bus Wisata di Gambir: Mengadang di Pintu Stasiun, Janjikan Lahan Parkir

Modus Preman Palak Bus Wisata di Gambir: Mengadang di Pintu Stasiun, Janjikan Lahan Parkir

Megapolitan
Kapolda Metro: Judi 'Online' Cuma Untungkan Bandar, Pemain Dibuat Rugi

Kapolda Metro: Judi "Online" Cuma Untungkan Bandar, Pemain Dibuat Rugi

Megapolitan
Bocah Tewas Terjatuh dari Lantai 8 Rusunawa Cakung, Polisi: Jendela untuk Bersandar Tidak Kokoh

Bocah Tewas Terjatuh dari Lantai 8 Rusunawa Cakung, Polisi: Jendela untuk Bersandar Tidak Kokoh

Megapolitan
Sejak 2023, 7 Selebgram Bogor Ditangkap karena Promosi Situs Judi 'Online'

Sejak 2023, 7 Selebgram Bogor Ditangkap karena Promosi Situs Judi "Online"

Megapolitan
Momen Haru Risma Peluk Pelajar di Tanimbar yang Bipolar dan Dibesarkan Orangtua Tunggal

Momen Haru Risma Peluk Pelajar di Tanimbar yang Bipolar dan Dibesarkan Orangtua Tunggal

Megapolitan
Kapolda Metro Perintahkan Kapolres-Kapolsek Razia Ponsel Anggota untuk Cegah Judi “Online”

Kapolda Metro Perintahkan Kapolres-Kapolsek Razia Ponsel Anggota untuk Cegah Judi “Online”

Megapolitan
Bocah yang Jatuh dari Lantai 8 Rusunawa di Cakung Ternyata Ditinggal Orangtunya Bekerja

Bocah yang Jatuh dari Lantai 8 Rusunawa di Cakung Ternyata Ditinggal Orangtunya Bekerja

Megapolitan
Bawaslu DKI Mengaku Kekurangan Personel Jelang Pilkada 2024

Bawaslu DKI Mengaku Kekurangan Personel Jelang Pilkada 2024

Megapolitan
Polisi Bakal Mediasi Kasus Ojol yang Tendang Motor Warga di Depok

Polisi Bakal Mediasi Kasus Ojol yang Tendang Motor Warga di Depok

Megapolitan
Polda Metro Buka Peluang Kembali Periksa Firli Bahuri di Kasus Dugaan Pemerasan SYL

Polda Metro Buka Peluang Kembali Periksa Firli Bahuri di Kasus Dugaan Pemerasan SYL

Megapolitan
 Selebgram Bogor Ditangkap karena Promosikan Judi Online, Polisi : Baru Terima Gaji Rp 3 juta

Selebgram Bogor Ditangkap karena Promosikan Judi Online, Polisi : Baru Terima Gaji Rp 3 juta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com