"Apakah ada kemungkinan intervensi dari luar sehingga kita yang sekarang sudah yakin ada pelanggaran (tetapi diintervensi). Apa sebaiknya kita menjelaskan kepada pimpinan partai? Agar yang tadinya matang tidak jadi mentah kembali?" tanya Syahrial dalam rapat angket.
Untuk diketahui, sejak DPRD DKI mengajukan hak angket, satu per satu dewan pimpinan pusat partai mengumumkan penarikan dukungan terhadap hak angket.
Akan tetapi sebagian besar anggota dewan tidak mematuhi perintah dari partainya. Menurut anggota dewan, hal ini disebabkan karena hak angket merupakan hak individu yang melekat pada mereka.
Pencabutan dukungan tidak dapat dilakukan oleh fraksi masing-masing. Melainkan oleh keinginan individu.
Menurut Margarito, apabila partai memang ingin melakukan intervensi, sebaiknya dilakukan sejak awal. Supaya, tidak merusak citra anggota dewan.
Hal yang dimaksud Margarito ialah soal perubahan sikap yang diambil anggota dewan setelah diintervensi. Anggota yang semula mendukung angket bisa tiba-tiba mencabut dukungannya.
Margarito mengungkapkan, partai yang melakukan intervensi tersebut juga tidak dapat dibenarkan. Hal ini karena, anggota dewan sudah jelas mengetahui ada pelanggaran hukum yang terjadi.
Namun, atas nama partai, anggota tersebut malah membiarkannya saja. Bagi Margarito, persoalan itu merupakan hal yang begitu prinsip.
Jika anggota dewan tidak dapat mempertahankan prinsipnya, kata Margarito, bisa menurunkan harkat dan martabat anggota dewan.
"Dalam berpolitik kalau yang tidak esensial atau yang sifatnya selera, silahkan ikut ke mana arus mengalir. Tetapi kalau berhadapan dengan yang prinsipil kita mesti teguh seteguh karang di tengah ombak," ujarnya.
Margarito memberi saran kepada anggota dewan untuk menunjukkan temuan pelanggaran hukum yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama kepada masyarakat. Hal ini juga demi menjaga martabat anggota dewan bahwa benar ada kebenaran yang sedang diperjuangkan.
Bahkan, Margarito mengusulkan kepada anggota dewan untuk membuka temuan lain. "Setiap saat orang bicara soal uninterruptible power supply (UPS). Padahal ada yang lain yang tidak dibuka kan, kalau bapak ketemu yang lain, ya buka juga," ujar Margarito.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.