Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemiskinan Meningkat di Jakarta, Ini Kata Ahok

Kompas.com - 06/04/2015, 18:14 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Jumlah penduduk miskin di Jakarta meningkat. Hal itu disampaikan Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama saat rapat paripurna penyampaian Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) APBD 2014.

Dalam data tersebut diketahui bahwa jumlah penduduk miskin di Ibu Kota per bulan September 2014 lalu tercatat sebanyak 412.790 orang atau meningkat 4,09 persen. Padahal, tahun 2013 lalu, jumlah penduduk miskin di Ibu Kota hanya 371.700 jiwa atau 3,72 persen.

Kemudian, apa alasan Basuki?

"Penyebabnya karena kenaikan (harga) bahan bakar minyak (BBM) dan kenaikan harga makanan. Selain itu juga ada kenaikan inflasi," ujar Basuki, seusai rapat paripurna, di Gedung DPRD DKI, Senin (6/4/2015).

Tahun 2014 lalu, angka inflasi sebesar 8,95 persen. Angka ini meningkat dibanding inflasi tahun 2013 lalu yang sebesar 8,00 persen. Kenaikan inflasi ini, kata Basuki, terjadi karena kebijakan pemerintah pusat menaikkan harga BBM pada bulan November 2014 yang menyebabkan kenaikan harga barang dan jasa secara total.

"Tahun 2014, pemerintah pusat juga menaikkan tarif dasar listrik (TDL). Kebijakan menaikkan TDL dan BBM mendorong terjadinya kenaikan harga di semua sektor ekonomi," kata Basuki. 

Ia memprediksi, jumlah penduduk miskin di Jakarta akan meningkat tahun 2015 ini. Alasannya, masyarakat akan menyesuaikan dengan angka kebutuhan hidup layak (KHL) DKI 2014. Saat ini, angka KHL DKI sebesar Rp 2,4 juta.

Bahkan, Basuki memprediksi jumlah warga kurang mampu di Jakarta yang mencapai hampir 20 persen, yang berarti ada 20 persen atau 2 juta orang dengan penghasilan di bawah Rp 2,4 juta. Oleh karena itu, Pemprov DKI bakal membangun banyak pasar rakyat, rumah susun, Kartu Jakarta Pintar (KJP), jaminan kesehatan dengan fasilitas rumah sakit (RS) tipe D di tiap kecamatan, dan lain-lain.

"Kami sudah dapat datanya dari Badan Pusat Statistik (BPS). Jadi, kami tahu mana rumah tangga yang penghasilannya di bawah atau lebih dari Rp 2,4 juta. Kami akan sasar mereka untuk memperbaiki hidupnya pada anggaran 2015 ini," kata Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Akan Datangi Rumah Pemilik Fortuner yang Halangi Perjalanan Ambulans di Depok

Polisi Akan Datangi Rumah Pemilik Fortuner yang Halangi Perjalanan Ambulans di Depok

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Penistaan Agama yang Diduga Dilakukan Oknum Pejabat Kemenhub

Polisi Selidiki Kasus Penistaan Agama yang Diduga Dilakukan Oknum Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Viral Video Perundungan Pelajar di Citayam, Korban Telepon Orangtua Minta Dijemput

Viral Video Perundungan Pelajar di Citayam, Korban Telepon Orangtua Minta Dijemput

Megapolitan
Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor, Banjirnya kayak Lautan

Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor, Banjirnya kayak Lautan

Megapolitan
Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Megapolitan
Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Megapolitan
Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Megapolitan
Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Megapolitan
Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Megapolitan
Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Megapolitan
Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Megapolitan
Kilas Balik Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Kronologi hingga Rekayasa Kematian

Kilas Balik Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Kronologi hingga Rekayasa Kematian

Megapolitan
Dikritik Ahok soal Penonaktifan NIK KTP Warga Jakarta, Heru Budi Buka Suara

Dikritik Ahok soal Penonaktifan NIK KTP Warga Jakarta, Heru Budi Buka Suara

Megapolitan
Walkot Depok Terbitkan Aturan Soal 'Study Tour', Minta Kegiatan Dilaksanakan di Dalam Kota

Walkot Depok Terbitkan Aturan Soal "Study Tour", Minta Kegiatan Dilaksanakan di Dalam Kota

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com