Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemprov DKI Dituding "Mark Down" Realisasi Pendapatan

Kompas.com - 06/04/2015, 17:07 WIB
Tangguh Sipria Riang

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- CBA Centre For budget Analysis membahas Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama "Ahok" tahun 2014. Dalam laporan LKPJ tersebut, diketahui total realisasi pendapatan Jakarta hanya meraup Rp 43,4 triliun atau hanya 66,80 persen dari target sebesar Rp 65 triliun.

"Artinya, ada penurunan atau mark down realiasasi," ujar Direktur CBA Centre For Budget Analysis, Uchok Sky Khadafi, Senin (6/4/2015).

Untuk alokasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pemprov DKI misalnya, dari target sebesar Rp 39,7 triliun, realisasinya hanya 78, 6 persen atau sebesar Rp 31,2 triliun. Sementara realisasi anggaran atau penyerapan belanja, kata Uchok, hanya tembus sebesar Rp 59,3 persen dari total belanja sebesar Rp 63,6 triliun.

"Khususnya belanja tidak langsung, banyak direalisasi untuk belanja pegawai sebanyak 80 persen, atau sebesar Rp 10 triliun. Namun, belanja untuk hibah untuk masyarakat hanya sebanyak 53 persen atau sebesar Rp 1,4 triliun," tuturnya.

Jika melihat belanja langsung untuk belanja pegawai, lanjut Uchok, realisasinya sebesar 73 persen. Lalu, realisasi belanja barang dan jasa sebanyak 69 persen, dan realisasi belanja modal hanya sebanyak 40 persen saja. Kemudian, realisasi pendapatan Jakarta hanya sebesar Rp 43,4 triliun atau 66 persen dari target sebesar Rp 65 triliun.

"Turunnya pendapatan ini aneh. Apalagi jika dilihat dari pajak parkir yang tinggi dan mahal. Pajak Parkir tercatat hanya mendapat sebesar Rp 406 miliar dari target Rp 800 miliar. Lalu, pajak reklame yang hanya mendapat Rp 851 miliar dari target 2,4 triliun. Begitu juga pajak rokok, harusnya yang masuk ke kas daerah Rp 400 miliar, tapi realisasinya cuma sebesar Rp 292 miliar," ujarnya memaparkan.

Sementara untuk dana perimbangan, kata Uchok, alokasi sebesar Rp 17,7 triliun hanya terealisasi sebesar Rp 9,6 triliun atau 54,4 persen. Kemudian, total realisasi belanja sebesar Rp 37,7 triliun atau sebesar 59,3 persen dari target sebesar Rp 63,6 triliun, menghasilkan silpa sebesar Rp 9,1 triliun.

"Artinya ini modus. Pendapatan diturunkan, realisasi belanja ditingkatkan, agar disilpa (sisa lebih penghitungan anggaran) kecil," ujar Uchok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com