Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Minta Kemendagri Tak Hanya Kritisi Anggaran DKI Saja

Kompas.com - 06/04/2015, 18:35 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama meminta Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) untuk tidak hanya menyoroti tajam berbagai program unggulan yang tersusun dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (RAPBD) DKI 2015. Seperti salah satu contohnya besaran alokasi belanja pegawai yang mencapai Rp 19,52 triliun. 

"Banyak daerah atau provinsi lain (alokasi belanja pegawai) sampai 50 persen dari APBD mereka buat bayar gaji, lebih besar, kok Kemendagri enggak ribut. Di DKI doang ribut," kata Basuki, di Balai Kota, Senin (6/4/2015). 

Selain itu, lanjut dia, tradisi besarnya alokasi belanja pegawai sudah terjadi sejak pemerintahan Gubernur DKI Sutiyoso. Saat itu, lanjut Basuki, Sutiyoso memberi gaji besar kepada pegawai dan guru-guru di DKI.

Namun, mengapa saat itu hal tersebut tidak dipermasalahkan. Oleh karena itu, Basuki meminta Kemendagri juga bertindak tegas pada provinsi lainnya perihal alokasi belanja pegawai ini.

Terlebih, Pemprov DKI tidak mengalokasikan hingga 30 persen aturan yang ditetapkan Kemendagri. Alokasinya hanya sekitar 24 persen.

Selain itu, DKI juga tidak menerima dana alokasi umum (DAU) dari pemerintah pusat. "Jadi ya sebetulnya saya senang Kemendagri begitu ketat mengawasi kami. Saya minta provinsi lain berlaku sama dong. Kalau mau jadikan kami standar, seluruh Indonesia sama juga standarnya, kenapa cuma mengincar kami gitu lho," kata Basuki.  

Kemendagri juga mengkritik besarnya biaya belanja jasa kantor dalam Rapergub APBD DKI 2015. Belanja jasa kantor di Rapergub APBD 2015 sebesar Rp 4,1 triliun.

Anggaran itu lebih besar dibandingkan anggaran pembangunan jalan yang hanya sebesar Rp 2,9 triliun. Alokasi belanja pegawai juga besarannya lebih besar dibanding alokasi pendidikan.

Hanya saja, menurut Basuki, seluruh usulan program yang tercantum dalam RAPBD DKI 2015 sama persis dengan program di dalam APBD DKI 2014.

"Pertanyaan saya ke Kementerian Dalam Negeri, memangnya kemarin APBD kami beda ya? Jangan-jangan kalau saya enggak ribut soal pokir, enggak ribut sama DPRD, (APBD) juga enggak diperiksa, sekadar lewat saja. Bedanya sekarang apa? Tidak ada pokir yang dimasukkan itu saja," kata Basuki. 

"Tapi enggak apa-apa, Kemendagri sudah memberi rekomendasi, mengoreksi, ya saya bersyukur," kata pria yang biasa disapa Ahok itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Maling Motor Bersenpi di Bekasi Residivis, 4 Kali Curi Motor di Pondok Gede

Maling Motor Bersenpi di Bekasi Residivis, 4 Kali Curi Motor di Pondok Gede

Megapolitan
Perempuan Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran Usai Buka Jasa 'Open BO'

Perempuan Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran Usai Buka Jasa "Open BO"

Megapolitan
Pejalan Kaki Terlindas 'Dump Truck' di Koja, Kaki Korban Hancur

Pejalan Kaki Terlindas "Dump Truck" di Koja, Kaki Korban Hancur

Megapolitan
5 Tahun Kasus Pembunuhan SIswi SMK di Bogor Belum Terungkap, Polisi Masih Cari Bukti Kuat

5 Tahun Kasus Pembunuhan SIswi SMK di Bogor Belum Terungkap, Polisi Masih Cari Bukti Kuat

Megapolitan
Ingin Gabung Jaklingko, Para Sopir Angkot di Jakut Desak Heru Budi Tanda Tangani SK

Ingin Gabung Jaklingko, Para Sopir Angkot di Jakut Desak Heru Budi Tanda Tangani SK

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Terobsesi Jadi Anggota Polri, tapi Gagal Lolos Saat Tes

Polisi Gadungan di Jaktim Terobsesi Jadi Anggota Polri, tapi Gagal Lolos Saat Tes

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Anak Bersetubuh dengan Pacar untuk Kepuasan Diri

Ibu di Jaktim Rekam Anak Bersetubuh dengan Pacar untuk Kepuasan Diri

Megapolitan
Akses Jalan Tembusan Pasar Jambu Dua Dibuka, Dirut PPJ: Pedagang dan Warga Senang

Akses Jalan Tembusan Pasar Jambu Dua Dibuka, Dirut PPJ: Pedagang dan Warga Senang

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Diduga Dicabuli Teman Sekelas hingga Hamil

Siswi SLB di Jakbar Diduga Dicabuli Teman Sekelas hingga Hamil

Megapolitan
Frustrasi Dijauhi Teman Picu Siswa SMP Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Frustrasi Dijauhi Teman Picu Siswa SMP Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Ulah Polisi Gadungan di Jaktim, Raup Jutaan Rupiah dari Hasil Memalak Warga dan Positif Narkoba

Ulah Polisi Gadungan di Jaktim, Raup Jutaan Rupiah dari Hasil Memalak Warga dan Positif Narkoba

Megapolitan
Jukir Liar Muncul Lagi Usai Ditertibkan, Pengamat: Itu Lahan Basah dan Ladang Cuan bagi Kelompok Tertentu

Jukir Liar Muncul Lagi Usai Ditertibkan, Pengamat: Itu Lahan Basah dan Ladang Cuan bagi Kelompok Tertentu

Megapolitan
Darurat Pengelolaan Sampah, Anggota DPRD DKI Dukung Pemprov Bikin 'Pulau Sampah' di Jakarta

Darurat Pengelolaan Sampah, Anggota DPRD DKI Dukung Pemprov Bikin "Pulau Sampah" di Jakarta

Megapolitan
Peringatan Pemkot Bogor ke Pengelola Mal, Minta Tembusan Pasar Jambu Dua Tidak Ditutup Lagi

Peringatan Pemkot Bogor ke Pengelola Mal, Minta Tembusan Pasar Jambu Dua Tidak Ditutup Lagi

Megapolitan
Polisi Tangkap Maling Motor Bersenpi Rakitan di Bekasi, 1 Orang Buron

Polisi Tangkap Maling Motor Bersenpi Rakitan di Bekasi, 1 Orang Buron

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com