Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Mengaku Tak Tahu Alasan Gedung Garuda Pak Harto Dibongkar

Kompas.com - 17/04/2015, 06:31 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gedung Graha Garuda Tiara Indonesia kini tinggal kenangan. Bangunan yang berdiri semasa era Presiden kedua RI, Jenderal Besar Soeharto, ini sudah rata dengan tanah. Diruntuhkannya bangunan berarsitektur Garuda Pancasila ini juga masih menimbulkan tanya.

Mengapa Gedung Garuda Pak Harto itu dibongkar?

Salah satu warga di RT 05 RW 05 Desa Cibeureum, Kelurahan Cileungsi Kidul, Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor, yang ditemui Kompas.com, Kamis (16/4/2015), hanya menggelengkan kepala ketika ditanya mengapa gedung tersebut sampai dibongkar.

"Saya enggak tahu. Tapi yang saya dengar, pas dibongkar, tanah di situ itu diambil-ambilin pakai truk. Sampai banyak truknya, katanya buat dijual," ucap perempuan tersebut.

Menurut dia, selain tanah merah diangkut, besi-besi dari reruntuhan gedung juga diambil. Entah tanah merah dan besi itu itu dibawa ke mana, perempuan yang tak mau disebut namanya itu pun tak tahu. Padahal, antara permukiman RT 05 RW 05 dan Gedung Garuda hanya dipisah oleh Jalan Narogong dengan waktu tempuh kurang dari 10 menit.

"Penggalian tanah itu mulai habis Lebaran tahun kemarin (2014), setelah selesai gedung dibongkar," ujar dia.

Ketika dirobohkan, tak ada warga yang menolak. Namun, menurut dia, aksi protes sempat dilakukan warga dengan berdemo lantaran pembongkaran tak memperhatikan dampak lingkungan.

"Dulu didemo pas dibongkar karena tanah yang dikeruk itu bikin debu di jalan (Narogong). Kadang orang suka kecelakaan, karena licin pas hujan," ujarnya.

Sebelumnya, bangunan yang merupakan satu jejak kejayaan Pak Harto itu kini tersisa puing-puing. Menurut warga setempat, gedung itu dibongkar pada awal 2014. Nyaris tak ada yang tersisa, selain hamparan luas tanah merah, beberapa bekas tiang pancang yang jumlahnya tak banyak, dan hutan bambu. (Baca: Misteri Garuda Pak Harto yang Kini Rata dengan Tanah)

Mungkin salah satu yang masih tersisa hanya sebuah monumen gedung yang dulunya bertuliskan "Graha Garuda Tiara Hotel dan Konvensi", yang ditutupi lapak pedagang di pinggir Jalan Narogong di depan area tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Megapolitan
Polisi Masih Buru Pemasok Narkoba ke Rio Reifan

Polisi Masih Buru Pemasok Narkoba ke Rio Reifan

Megapolitan
Dishub DKI Jakarta Janji Tindak Juru Parkir Liar di Minimarket

Dishub DKI Jakarta Janji Tindak Juru Parkir Liar di Minimarket

Megapolitan
Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper, Korban Diduga Tak Tahu Pelaku Memiliki Istri

Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper, Korban Diduga Tak Tahu Pelaku Memiliki Istri

Megapolitan
Tangkap Aktor Rio Reifan, Polisi Sita 1,17 Gram Sabu dan 12 Butir Psikotropika

Tangkap Aktor Rio Reifan, Polisi Sita 1,17 Gram Sabu dan 12 Butir Psikotropika

Megapolitan
Polisi Usut Indentitas Mayat Laki-laki Tanpa Busana di Kanal Banjir Barat Tanah Abang

Polisi Usut Indentitas Mayat Laki-laki Tanpa Busana di Kanal Banjir Barat Tanah Abang

Megapolitan
Sebelum Dibunuh Arif, RM Sempat Izin ke Atasan untuk Jenguk Kakaknya di RS

Sebelum Dibunuh Arif, RM Sempat Izin ke Atasan untuk Jenguk Kakaknya di RS

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Jenazah Pemulung di Lenteng Agung Segera Dibawa ke Kampung Halaman

Keluarga Tolak Otopsi, Jenazah Pemulung di Lenteng Agung Segera Dibawa ke Kampung Halaman

Megapolitan
Mayat Laki-laki Tanpa Busana Mengambang di Kanal Banjir Barat Tanah Abang

Mayat Laki-laki Tanpa Busana Mengambang di Kanal Banjir Barat Tanah Abang

Megapolitan
Perempuan Dalam Koper Bawa Rp 43 Juta, Hendak Disetor ke Rekening Perusahaan

Perempuan Dalam Koper Bawa Rp 43 Juta, Hendak Disetor ke Rekening Perusahaan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com