Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengakuan Mantan Pelanggan "Brownies" Ganja

Kompas.com - 17/04/2015, 10:29 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Brownies ganja ternyata bukan barang baru di Indonesia. Keberadaan brownies ini sudah dinikmati bertahun-tahun oleh para pelanggannya. Hal ini diakui oleh mantan pelanggan yang biasa disapa An (20). Ia dan temannya sudah menikmati brownies tersebut mulai 2013 lalu.

"Kalau ini emang udah lama banget. Cuma enggak tahu baru kebuka sekarang," kata An saat ditemui Kompas.com, Jakarta, Kamis (16/4/2015).

An pertama kali bersentuhan dengan brownies tersebut lewat pembuatnya langsung. Pembuatnya adalah teman sepermainannya sejak dulu. Teman setongkrongannya itu merupakan juru masak.

Menurut An, harga yang dipatok untuk barang haram tersebut cukup mahal, yakni Rp 100.000 untuk ukuran 20 cm x 10 cm persegi. Namun, harga bukan masalah. Tetap banyak orang yang memesan brownies tersebut.

Bukan hanya Brownies, An menuturkan, beberapa makanan lainnya juga bisa dibuat dari ganja sehingga tak heran bila banyak makanan yang dimodifikasi untuk sekadar mengonsumsi ganja.

Lolos pemeriksaan

Dengan rupanya yang berbentuk brownies, banyak yang tidak tahu bahwa penganan itu mengandung ganja. An bercerita bahwa dia dan temannya sempat membawa brownies ganja ke Malaysia.

"Yang bawa brownies temen gue. Gue bilang ada kue titipan dari nyokap gue," ungkap An.

Melewati mesin pemindai barang, An mengaku sempat ketar-ketir. Namun, ia beruntung, mesin dan petugas keamanan bandara tidak mendeteksi keberadaan barang haram tersebut.

An juga bercerita bahwa peredaran brownies ini sudah mencapai luar kota. Temannya yang membuat brownies ganja kerap menerima pesanan bukan hanya dari Jakarta, melainkan juga dari luar kota.

"Banyak banget ordernya. Bahkan sampai ngirim ke Bali, di-pack-packin gitu," kata An.

An bercerita, awal peredaran bisnis ini dilakukan secara konvensional. Salah satunya lewat omongan dari satu ke yang lainnya. "Awalnya dari mulut ke mulut. Terus bisa nyebar ke mana-mana," ungkap An.

Meski banyak pesanan, penjual brownies ganja sangat berhati-hati. Dia tidak akan sembarangan percaya dengan orang yang memesan brownies-nya. "Soalnya dia jual pilih-pilih orang. Enggak semuanya asal jual," ungkap An.

An mengaku kaget ketika ada orang yang berani menjual bisnis tersebut secara terbuka dengan membuat toko, bahkan dipublikasi secara online.

Efek samping

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com