Modus terakhir ini diungkap Badan Narkotika Nasional (BNN), Senin (13/4/2015), di Jakarta Timur, berdasarkan pemeriksaan terhadap pelaku IR (38). Pria tersebut dibantu tiga rekannya yang berperan sebagai kurir dan penjaga toko.
Selain memproduksi kue ganja, IR juga membuka toko penyedia alat isap sabu, kertas untuk rokok ganja, dan suvenir dari bahan ganja di Blok M Plaza dengan nama Toko Hemp. Salah satu suvenir yang dijual di toko itu adalah sandal dari serat ganja. Hingga Senin malam, situs yang menawarkan produk tersebut belum diblokir pihak berwenang. T-shirt yang ditawarkan antara lain berisi tulisan ”Pengguna Ganja Bukan Kriminal”.
Saat dimintai keterangan di BNN, Senin, IR mengaku mulanya mengonsumsi ganja untuk meningkatkan nafsu makan. Sebagai pengidap HIV dan hepatitis C, dia mengaku nafsu makannya cukup meningkat setelah mengonsumsi ganja.
”Sebelumnya saya konsumsi ganja sebagai rokok. Tapi, itu kan rawan ditangkap polisi. Makanya, saya olah jadi kue,” kata IR.
Setidaknya, sudah enam bulan IR menjalankan bisnis kue terlarang itu. Semuanya dipasarkan lewat situs ganja miliknya di www.tokohemp.com. Pada 7 Februari lalu, pelanggan IR berinisial OJ (21) dan AH (21) ditangkap setelah membeli brownies ganja di areal parkir Blok M Plaza. Dari kedua pelanggan itu, penyidik BNN dapat menangkap IR serta dua anak buahnya, YG (23) yang berperan sebagai pembuat kue dan HA (37) sebagai penjaga toko.
Direktur Pemberantasan Narkoba BNN Deddy Fauzi Elhakim menyampaikan, dari hasil pemeriksaan penyidik, IR menjalankan usahanya membuat kue dan cokelat ganja itu di sebuah apartemen di Tangerang. Di apartemen itu ditemukan 4 kilogram ganja, 4 loyang daun ganja yang siap diolah menjadi kue, sejumlah peralatan memasak dan bahan kue, serta 1 kotak cokelat ganja isi 15 bola cokelat seharga Rp 200.000 yang siap dikirim. ”Kue dan cokelat ganja ini telah dipasarkan IR ke sejumlah kota di Indonesia,” ujar Deddy.
Kasus ini terungkap setelah seorang siswa SMP ditemukan tidur lelap selama dua hari. Setelah diselidiki, siswa tersebut tertidur pulas akibat mengonsumsi brownies ganja. Namun, Deddy enggan menjelaskan lebih detail terkait siswa SMP itu. ”Ini peringatan bagi kita bahwa pengedar narkoba menempuh berbagai cara, termasuk mengolahnya jadi makanan,” lanjutnya.
Deddy pun menyanggah pernyataan IR yang mengaku nafsu makan bertambah setelah konsumsi ganja. Menurut dia, itu hanya ilusi sebagai efek depresan yang ditimbulkan oleh ganja.
Sementara itu, Satuan Narkoba Polres Metro Jakarta Barat mengungkap enam kasus pengedaran narkoba selama dua minggu terakhir. Dari total barang bukti, dikumpulkan 510,9 gram sabu, 4.025 butir ekstasi, 555 kilogram ganja, dan 1.000 butir happy five.
Kepala Satuan Narkoba Polres Jakarta Barat Ajun Komisaris Besar Gembong Yudha mengasumsikan, barang bukti sebanyak itu berpotensi dikonsumsi oleh setidaknya 2,2 juta pencandu. (MDN/B06)
-----------
Artikel ini sebelumnya ditayangkan di harian Kompas edisi Selasa, 14 April 2015, dengan judul "Brownies" Ganja Dijual Lewat Daring".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.