Hasyim yang juga pernah menjabat sebagai Wakil Lurah Cipete ini mengalami kecelakaan pada pagi tadi saat hendak berangkat kerja di kantor Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Kecelakaan terjadi di Jalan Pangeran Antasari, Jakarta Selatan, sekitar lima meter dari sebuah stasiun pengisian bahan bakar minyak (SPBU) Pertamina.
Hasyim saat itu mengendarai Honda Supra X berwarna hitam dengan nomor polisi B 3564 SAS. Bus dengan nomor polisi B 7451 DG itu melaju kencang dari arah Jalan Antasari menuju Blok M.
Korban, yang berada di sisi pinggir kiri, ditabrak dengan kencang oleh pengemudi bernama Choirul Anwar (23). Korban dan sepeda motornya pun masuk ke kolong bus.
"Tadi pagi memang ada kecelakaan di sini, tepatnya dekat tiang listrik. Korban dan sepeda motor sampai masuk ke dalam kolong bus," kata seorang saksi mata, Eko (45), yang merupakan pedagang rokok dan makanan yang berada di sekitar lokasi kejadian pada Jumat siang.
Dia mengatakan, berdasarkan keterangan para tukang ojek yang kerap mangkal di situ, korban merupakan pegawai negeri sipil (PNS) DKI Jakarta.
Menurut dia, korban sering berinteraksi dengan masyarakat. Oleh karena itu, wajahnya pun tak asing di mata para warga.
"Saya dengar pas kejadian bunyi gubrak, kenceng banget. Kalau kata tukang ojek yang teriak, korban katanya mantan wakil lurah," ucapnya.
Korban pun langsung dibawa ke Rumah Sakit Fatmawati untuk mendapatkan pertolongan. Namun, nyawanya tidak bisa diselamatkan.
Sering naik motor
Camat Kebayoran Baru Edy Suherman membenarkan bahwa korban kecelakaan lalu lintas di Jalan Antasari merupakan staf dari Kecamatan Kebayoran Baru.
Menurut dia, Hasyim memang sering berangkat kerja naik sepeda motor karena letak rumahnya di Jalan Cempaka III RT 06 RW 06, Cipete Utara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, tak jauh dari kantor.
"Almarhum memang sering menggunakan motor saat berangkat kerja karena rumahnya dekat. Saat kejadian, Pak Hasyim sedang berangkat kerja," kata Edy.
Hasyim, kata Edy, merupakan sosok karyawan yang rajin. Korban mudah bergaul dan disegani oleh orang-orang di sekitarnya. Terlebih lagi, korban sempat menjabat sebagai wakil lurah di dua tempat, yaitu Senayan dan Cipete.
"Baru pas perombakan tanggal 2 Januari 2015 lalu, Pak Hasyim menjadi staf di kecamatan," ucap dia. Menurut dia, menjadi staf di kecamatan tidak mempengaruhi kinerja Hasyim.
Suatu ketika, Hasyim pernah bercerita kepada Edy bahwa dia ikhlas menjalani pekerjaannya.
Oleh karena itu, tidak ada beban ketika dia sudah tidak memegang jabatannya sebagai wakil lurah.
"Korban ikhlas, walaupun sudah enggak punya jabatan. Buktinya, dia sering masuk dan tidak pernah telat," ucapnya. (Bintang Pradewo)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.