"Itu sudah kebablasan, keterlaluan ya. Event organizer-nya itu yang keterlaluan dan kurang ajar memanfaatkan momentum UN ini untuk kepentingan bisnis dan eksploitasi para lulusan SMA," ujar Djarot di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (24/4/2015).
Atas pencatutan nama-nama sekolah itu, Djarot menyatakan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sedang merencanakan akan melaporkan penyelenggara acara ke kepolisian.
Djarot menganggap pencatutan nama-nama sekolah itu sudah merupakan bentuk perendahan harga diri pelajar.
"Seluruh SMA di Jakarta harus betul-betul mengantisipasi dan mewaspadai adanya pihak-pihak yang berupaya merendahkan dan melecehkan anak-anak kita," ujar dia.
Pihak penyelenggara acara, Divine Production, mengatakan, alasan pencantuman nama-nama sekolah dalam pamflet promosi acara ditujukan untuk menarik perhatian siswa-siswa SMA.
Ini karena sasaran untuk acara mereka adalah pelajar SMA yang berusia di atas 18 tahun.
Namun, mereka mengaku belum memiliki izin untuk mencantumkan nama-nama sekolah dalam pamflet acara yang pada awalnya direncanakan akan dilangsungkan di Media Hotel and Towers, Jalan Gunung Sahari, Jakarta Pusat, pada Sabtu (25/4/2015) besok itu.
"Kami akan kirimkan surat permohonan maaf kami secara resmi besok kepada pihak sekolah. Itu murni untuk promosi, tetapi kami akui, kami salah karena belum memiliki izin," kata Manajer Finance Divine Production Debby Carolina di Jakarta, Kamis (23/4/2015) malam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.