Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lokalisasi Bisa Cegah Anak di Bawah Umur "Booking" PSK

Kompas.com - 28/04/2015, 08:36 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Lokalisasi pekerja seks dianggap langkah yang tepat untuk mencegah terjadinya penularan penyakit dan kerawanan sosial lainnya. Selain itu, adanya lokalisasi bisa mencegah anak-anak di bawah umur untuk masuk ke dalam dunia prostitusi tersebut.

"Lokalisir sebenarnya setuju, dengan catatan ada penegakan hukum yang tegas dan kuat di tempat tersebut," kata Advokat Pembela Hak-Hak Perempuan, Rinto Tri Hasworo kepada Kompas.com, Jakarta, Selasa (28/4/2015) pagi.

Selain itu, pemerintah juga harus bisa menjamin jika para pekerja seks yang berada di pinggir jalan tidak lagi berkeliaran. Sebab, sudah ada lokalisasi yang menampung para pekerja seks. Selama ini, kata Rinto, akses prostitusi dapat diakses oleh siapa pun. Termasuk anak-anak di bawah umur.

"Sekarang ini kan prostitusi bisa diakses oleh siapapun. Dia bisa booking dunia maya. Kalau dengan lokalisasi ada pembatasan usia," ucap Rinto.

Misalnya, dia menyebut di beberapa tempat lokalisasi kumuh di bantaran rel kereta, anak-anak di bawah umur bebas menikmati prostitusi dengan harga cukup murah. Inilah yang kemudian membuat lokalisasi menjadi alternatif untuk membatasi akses ini untuk anak-anak.

Alternatif usaha

Rinto menyebut, adanya lokalisasi bukan bagian untuk menyetujui praktik prostitusi, melainkan memutus rantai penyebaran prostitusi yang kian menjamur hingga ke pelosok. "Lokalilasi ini bukan melegalkan prostitusi. Tapi supaya pekerja seks gak masuk ke kampung-kampung. Kalo lokalisasi ada, praktik prostitusi kampung tidak ada lagi," kata Rinto.

Selama ini, kesehatan penularan penyakit seperti HIV/AIDS rentan terjadi antara pengguna jasa prostitusi. Terlebih mereka yang tidak dapat dikontrol dengan baik. "Pentingnya untuk memantau populasi PSK dan kesehatan mereka," ucap Rinto.

Ia pun tak menampik jika dalam lokalisasi itu para pekerja seks dapat diberikan bekal soal reproduksi kesehatan. Apalagi dapat terbuka kesempatan untuk peningkatan kemampuan dalam pembuatan produk.

"Kalau misalnya separuh dari PSK karena desakan ekonomi, ya harus berikan pilihan alternatif. Salah satunya pembuatan produk. Enggak berhenti di situ, pekerja seks yang membuat produk pun harus disiapin pasarnya," kata Rinto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penyidikan Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Belum Final...

Penyidikan Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Belum Final...

Megapolitan
Motor Warga Kampung Pugur Dicuri, Maling Beraksi Saat Korban Olahraga Pagi

Motor Warga Kampung Pugur Dicuri, Maling Beraksi Saat Korban Olahraga Pagi

Megapolitan
Longsor 'Teror' Warga New Anggrek 2, Was-was Mencengkram meski Tinggal di Perumahan Elite

Longsor "Teror" Warga New Anggrek 2, Was-was Mencengkram meski Tinggal di Perumahan Elite

Megapolitan
Geruduk Mahasiswa Berujung Petaka, 4 Warga di Tangsel Kini Jadi Tersangka

Geruduk Mahasiswa Berujung Petaka, 4 Warga di Tangsel Kini Jadi Tersangka

Megapolitan
PKB Kota Bogor Andalkan Hasil Survei untuk Usung Kandidat pada Pilkada 2024

PKB Kota Bogor Andalkan Hasil Survei untuk Usung Kandidat pada Pilkada 2024

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu 8 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam Nanti Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu 8 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam Nanti Berawan

Megapolitan
Hari Pertama Pendaftaran Cagub Independen, KPU DKI Belum Terima Berkas Masuk

Hari Pertama Pendaftaran Cagub Independen, KPU DKI Belum Terima Berkas Masuk

Megapolitan
Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Megapolitan
Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Megapolitan
Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Megapolitan
Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Megapolitan
Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Megapolitan
Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Megapolitan
Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com