Setelah berbincang sesaat dengan petugas keamanan dan menjelaskan perihal kedatangan, mereka dilarang masuk. Alasan petugas adalah karena mereka bukan anggota keluarga sehingga tidak diizinkan untuk melayat.
"Kita enggak bisa masuk. Saya sedih sekali," tutur Maurin.
Maurin dan Teddy merupakan teman Andrew semasa dia berada di Lembaga Pemasyarakatan Kerobokan, Bali, sejak tahun 2005.
Saat itu, Maurin dan Teddy tengah bekerja sebagai utusan salah satu Gereja Kristen yang memberikan pelayanan ibadah dan sharing bagi umat Kristen di dalam penjara.
Pertemuan dengan Andrew pun dibilang unik. Teddy mengaku, awalnya dia melihat sosok Andrew sebagai seorang yang sangat depresi dan terpukul atas kondisinya.
Namun seiring berjalannya waktu, yakni selama 10 tahun belakangan saat Andrew ditahan, Teddy menganggap Andrew sudah banyak berubah.
"Dia itu luar biasa sekali. Coba tanya napi di Lapas Kerobokan, siapa yang enggak kenal sama Andrew. Dia orangnya supel, suka cerita. Banyak yang sayang sama Andrew," ucap Teddy.
Maurin dan Teddy masih menunggu di depan gerbang Rumah Duka Abadi. Mereka mengaku masih menunggu Michael Chan, kakak dari Andrew, untuk bisa masuk ke dalam rumah duka.
Michael Chan sendiri masih dalam perjalanan menuju Rumah Duka Abadi, bersama dengan seluruh keluarganya.
"Kita tahunya keluarga Andrew belum datang. Mereka masih ke sini. Saya WhatsApp-an sama Michael nih. Di dalam semua cuma orang kedutaan," ucap Maurin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.