Aktivitas di pasar ini tak pernah terputus dalam 24 jam. Setiap saat, pembeli bisa datang mencari berbagai jenis ikan yang masih segar dengan harga bersaing, baik pada malam hari, dini hari, maupun tengah hari. Pasar Ikan Muara Angke seakan tak pernah tidur untuk melayani para pembeli.
Ayo, dipilih, dipilih, ikannya. Masih segar," seru Ramli (32), salah satu pedagang ikan eceran di Pasar Ikan Muara Angke, Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu (29/4) siang. "Mau tongkol, bandeng, kerapu, atau cumi dan udang juga ada," ujar pria yang telah 20 tahun berdagang di pasar ini.
Siang itu, Ramli dan beberapa pedagang lainnya tetap berjualan meski aktivitas puncak jual beli ikan telah lewat. Menurut dia, waktu puncak perdagangan ikan di Muara Angke pada pukul 21.00-03.00. Sejak siang hingga sore, ratusan pedagang mulai bersiap menggelar lapak dagangan.
"Pokoknya di sini selalu ramai, tetapi puncaknya memang malam hingga subuh. Saya jualan gantian dengan teman kalau malam," tuturnya.
Pemuda penerus usaha yang dibangun ayahnya itu mengatakan, dirinya setiap hari bisa menjual 30-35 kilogram ikan berbagai jenis dan ukuran.
Pedagang lainnya, Rais (58), siang itu tengah menyiapkan dagangan. Ia mengambil cumi-cumi yang baru diambil dari ruangan pendingin (cold storage) untuk dimasukkan dalam baskom besar berisi air.
Rais mengaku baru tidur tiga jam setelah malam sebelumnya berjualan hingga dini hari. Menurut pria asal Indramayu, Jawa Barat, ini, adanya fasilitas ruang pendingin di Pasar Muara Angke saat ini menjamin kesegaran ikan yang dijual.
"Cumi yang baru datang telah didinginkan sebelumnya di kapal, lalu sampai sini didinginkan kembali. Jadi (pendinginannya) tidak putus," tutur Rais, yang awalnya bekerja sebagai nelayan sebelum menjadi pedagang.
Menurut Rais, Pasar Ikan Muara Angke merupakan sentra ikan yang paling ramai dibanding pasar ikan lain yang pernah ia datangi. Ikan yang dijual di Muara Angke juga lebih beragam karena didatangkan dari sejumlah daerah, termasuk Sulawesi dan Nusa Tenggara Timur.
Pasar baru
Di pasar ikan yang baru diresmikan Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Syaiful Hidayat pertengahan April lalu itu, ada sekitar 700 pedagang ikan, baik eceran maupun grosir. Gedung baru Pasar Ikan Muara Angke dibangun di atas lahan seluas 9.800 meter persegi dan dapat menampung 1.354 lapak.
Sebelum pasar baru ini diresmikan, pasar ikan tersebar di tiga lokasi di Muara Angke. Pasar ikan lama ini ada sejak tahun 1977. Waktu itu diresmikan Gubernur DKI Ali Sadikin bersamaan dengan Pelabuhan Perikanan Muara Angke.
Para pedagang di pasar ikan ini sebagian besar melayani pembelian secara grosir untuk dijual kembali di tempat lain. Ikan-ikan itu dikirim ke kota-kota sekitar Jakarta, seperti Tangerang, Bekasi, atau Bogor, hingga keluar Pulau Jawa.
Bahkan, ikan-ikan di tempat ini juga diekspor ke Singapura, Taiwan, ataupun Tiongkok. Herman (29), salah satu pembeli grosir, telah tujuh tahun mengirim ikan-ikan dari Muara Angke dengan tujuan utama Singapura. "Saya paling sering mengirim ikan bawal, kerapu, atau kakap. Jumlahnya tidak tentu, tergantung banyaknya persediaan. Rata-rata 100 kilogram sekali ambil setiap harinya," katanya.