Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Motor Buruh Dilarang Masuk Kawasan "Car Free Day"

Kompas.com - 01/05/2015, 08:09 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Saat "car free day" dalam rangka Hari Buruh, Jumat (1/5/2015), kendaraan bermotor dilarang melintas kawasan Sudirman hingga menuju Istana Negara. Namun, kepolisian masih memberikan pengecualian untuk bus-bus yang mengangkut buruh ke Bundaran Hotel Indonesia dan bus transjakarta.

Kendati demikian, diperkirakan tidak semua buruh akan datang menggunakan bus, tetapi juga mengendarai sepeda motor. Untuk itu, kepolisian mengimbau kepada buruh yang membawa kendaraannya untuk tertib.

"Kami imbau untuk tetap mematuhi aturan lalu lintas yang berlaku. Jika tidak, akan kami tegur, bahkan kami tidak ragu untuk menilang," kata Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Risyapudin, Kamis (30/4/2015).

Aturan yang berlaku misalnya tetap menggunakan helm, mematuhi rambu, dan tidak memasuki kawasan pelarangan sepeda motor.

Risyapudin menjelaskan, sepeda motor harus terlebih dahulu di kantong-kantong parkir yang sudah disediakan. Untuk menuju ke kantong-kantong parkir itu, pengendara perlu melewati jalan alternatif, di luar kawasan car free day.

Kantong-kantong parkir itu antara lain yakni Lapangan IRTI Monas, Stasiun Kereta Api Gambir, dan lahan parkir Mesjid Istiqlal. Di sana nantinya juga menjadi kantong parkir untuk bus yang mengangkut buruh.

Polda Metro Jaya memperkirakan jumlah buruh yang akan tiba di Ibu Kota adalah 170.000 orang. Mereka akan tiba pada Jumat (1/5/2015) sekitar pukul 09.00 WIB dengan sekitar 2.000 bus. Buruh akan berjalan kaki dari Bundaran HI menuju Istana Negara pada pukul 09.30 WIB.

Sesampainya di depan Istana buruh akan menyampaikan tuntutannya. Selanjutnya mereka akan shalat Jumat berjamaah di tempat yang sudah disediakan sekitar Istana. Kemudian pukul 13.00 WIB sebagian buruh menuju Senayan untuk menikmati panggung hiburan.

Namun, aksi di depan Istana tetap akan berlangsung hingga pukul 17.00 WIB. Selain menggelar aksi di ruas jalan Sudirman, Jalan MH Thamrin, hingga Jalan Medan Merdeka, untuk titik aksi lainnya seperti gedung DPR RI dan kantor Kemenakertrans, di Jalan Gatot Subroto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com