"Informasi awalnya dari laporan yang menyatakan tempat tersebut adalah lokasi prostitusi," kata Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Herry Heryawan, Kamis (7/5/2015) di lokasi.
Petugas langsung menggerebek tempat tersebut pada Rabu malam. Saat itu, mereka yang sedang beristirahat langsung kocar-kacir. Bahkan, saat digerebek, satu orang WN Tiongkok bernama Siau Pei (25) tewas karena mencoba kabur.
Ia tewas seketika ketika melompat dari lantai dua dan mengenai lantai tepian kolam renang di dalam rumah. Namun, setelah dikembangkan, mereka bukanlah pelaku prostitusi komersial.
Mereka justru ditugaskan oleh otak sindikat penipuan untuk menjadi call center. Mereka ditugaskan untuk mendata pejabat ataupun pengusaha di Tiongkok yang memiliki rekening gendut.
Selanjutnya, 33 WN Tiongkok yang terdiri dari 14 wanita dan 19 pria itu bertugas berhubungan lewat telepon dengan komplotannya di Tiongkok yang memverifikasi data kasus korupsi di sana.
Mereka kemudian memerasnya lewat telepon. Awalnya mereka datang ke Indonesia untuk dijanjikan bekerja sebagai pegawai restoran dan hotel.
Namun, sesampainya di Indonesia, paspor mereka malah ditahan dan mereka dipaksa masuk ke rumah yang disewa dari seorang pengusaha itu.
Mereka telah menetap di sana selama satu tahun. Mereka sempat pulang ke negeri asalnya saat tahun baru Imlek lalu.
Herry mengatakan, paspor mereka dikembalikan saat itu, tetapi ditahan lagi saat mereka kembali ke Indonesia.
Saat ini, kepolisian masih mengejar otak dari sindikat penipuan tersebut. Sindikat itu diduga kuat terdiri juga dari warga negara Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.