Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPOM Masih Uji Lab Penggunaan Boraks di Kerupuk Jengkol

Kompas.com - 11/05/2015, 21:42 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengaku masih melakukan pemeriksaan terhadap bahan baku kerupuk jengkol yang diperoleh dari UD Matahari di Cengkareng Barat, Jakarta Barat, Senin (11/5/2015).

Adapun sebelumnya, Camat Cengkareng Ali Maulana Hakim menyebutkan bahwa hasil pemeriksaan itu akan keluar pada hari ini.

"Hasil lab belum bisa selesai hari ini. Kita usahakan dalam minggu ini sudah selesai," kata Kepala Balai Besar BPOM Jakarta Dewi Prawitasari, Senin sore.

Dewi tidak menjelaskan lebih lanjut soal kendala yang dihadapi dalam melakukan uji laboratorium terhadap sampel bahan baku berupa bleng, tawas, pewarna makanan, dan pemanis buatan itu. Adapun bleng sendiri merupakan bentuk tidak murni dari boraks.

Saat dikonfirmasi secara terpisah, Ali pun menuturkan bahwa dia hanya menerima kabar bahwa hasil uji lab akan keluar pada hari ini. Hingga menjelang jam 17.00 WIB, Ali mengaku masih belum mendapatkan kabar dari pihak BPOM.

"Saya sudah coba SMS dan telepon tapi nomor petugas BPOM yang waktu itu ke sini tidak aktif. Saya menunggu kabar saja," ujar Ali.

Ali pun membantah soal pemberitaan bahwa dia telah mendapatkan hasil uji lab BPOM. Dia juga membantah telah mengutarakan bahwa hasil uji lab bahan pembuatan kerupuk jengkol negatif dari kandungan boraks.

Seperti diberitakan sebelumnya, Lurah Cengkareng Barat Imbang Santoso menyebutkan bahwa pihaknya menemukan beberapa bahan mencurigakan di pabrik tersebut saat melakukan pendataan pada Rabu (6/5/2015). Dari bahan yang diambil sebagai sampel, salah satunya adalah bleng.

Jika terbukti produksi kerupuk jengkol itu menggunakan boraks, maka sanksi yang akan dikenakan adalah pencabutan izin usahanya. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama juga telah menegaskan pihak Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah bekerja sama dengan BPOM dalam mengawasi peredaran makanan dengan zat berbahaya itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Megapolitan
Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Viral Video Sekelompok Orang yang Diduga Gangster Serang Warga Bogor

Viral Video Sekelompok Orang yang Diduga Gangster Serang Warga Bogor

Megapolitan
PKS dan Golkar Berkoalisi, Dukung Imam Budi-Ririn Farabi Jadi Pasangan di Pilkada Depok

PKS dan Golkar Berkoalisi, Dukung Imam Budi-Ririn Farabi Jadi Pasangan di Pilkada Depok

Megapolitan
Cerita Pinta, Bangun Rumah Singgah demi Selamatkan Ratusan Anak Pejuang Kanker

Cerita Pinta, Bangun Rumah Singgah demi Selamatkan Ratusan Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok: Jangan Hanya Jadi Kota Besar, tapi Penduduknya Tidak Kenyang

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok: Jangan Hanya Jadi Kota Besar, tapi Penduduknya Tidak Kenyang

Megapolitan
Jukir Minimarket: Kalau Dikasih Pekerjaan, Penginnya Gaji Setara UMR Jakarta

Jukir Minimarket: Kalau Dikasih Pekerjaan, Penginnya Gaji Setara UMR Jakarta

Megapolitan
Bakal Dikasih Pekerjaan oleh Pemprov DKI, Jukir Minimarket: Mau Banget, Siapa Sih yang Pengin 'Nganggur'

Bakal Dikasih Pekerjaan oleh Pemprov DKI, Jukir Minimarket: Mau Banget, Siapa Sih yang Pengin "Nganggur"

Megapolitan
Bayang-bayang Kriminalitas di Balik Upaya Pemprov DKI atasi Jukir Minimarket

Bayang-bayang Kriminalitas di Balik Upaya Pemprov DKI atasi Jukir Minimarket

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com