"Faktor pertama karena kinerjanya dianggap rendah, kemudian tidak ada usaha untuk memperbaiki diri, kemudian ada urusan dengan teguran yang cukup lama. Faktor kedua bisa juga karena dilihat dari aspek moral. Jadi banyak faktor yang menyebabkan seseorang didemosi (dicopot)," ujar Agus, di Balai Kota, Jumat (15/5/2015).
Untuk pejabat yang memiliki kinerja buruk, Agus menyatakan biasanya orang yang bersangkutan tidak akan langsung diganti. Sebab pimpinannya, dalam hal ini kepala dinas, biasanya masih akan memberikan kesempatan untuk melakukan perbaikan diri.
"Kalau akhirnya tetap didemosi, berarti pimpinannya betul-betul sudah tidak bisa lagi melakukan suatu perubahan," ujar mantan Wakil Kepala Dinas Pendidikan ini.
Agus melanjutkan, biasanya akan ada dua opsi bagi pejabat yang dicopot dari jabatannya. Dua opsi itu adalah dirotasi untuk menempati jabatan lain, ataupun tidak sama sekali mendapatkan jabatan atau dijadikan staf. [Baca: Ratusan Pejabat DKI yang Dilantik Pekan Depan Bukan Hasil Seleksi]
Menurut Agus, biasanya pejabat dicopot untuk kemudian dirotasi untuk menempati jabatan lain adalah pejabat yang memiliki kinerja buruk karena faktor lingkungan.
Dalam artian, ia sebenarnya adalah orang yang cukup berkompeten. Hal ini berbeda dengan pejabat yang dicopot namun tidak sama sekali mendapatkan jabatan pengganti.
"Kalau dia menunjukkan kinerja yang bagus, tetapi aspek lingkungan tidak bisa, situasi sosialnya tidak mendukung, ya yang seperti itu yang harus dirotasi. Jadi seseorang dari situasi sosial tertentu, bisa berubah karena faktor lingkungannya. Ini yang menjadi pertimbangan," ujar dia.
Seperti diberitakan, Pemprov DKI mencopot sekitar 300 pejabat yang berada di tingkat eselon III dan IV. Pergantian dilakukan karena pejabat tersebut tidak bisa menunjukkan kinerja yang baik selama Januari hingga April lalu.
Proses pergantian pejabat akan ditandai dengan pelantikan pejabat baru yang rencananya akan dilakukan Senin (18/5/2015) awal pekan depan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.