Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Museum Kebangkitan Nasional yang Terus Berbenah ...

Kompas.com - 20/05/2015, 17:40 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pada Rabu (20/5/2015) ini, Museum Kebangkitan Nasional genap berusia 107 tahun. Di hari jadinya ini, Museum Kebangkitan Nasional terus berbenah. Hal ini, salah satunya, bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mengapresiasi museum.

"Tantangan kita untuk meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap museum," kata Kepala Seksi Pelayanan dan Penyajian Museum Kebangkitan Nasional Sujiman kepada Kompas.com, Jakarta Pusat, Rabu (20/5/2015).

Selama ini, kata Sujiman, masyarakat masih memandang sebelah mata soal museum. Sebagian bahkan alergi terhadap museum yang dianggap kuno. "Museum selama ini bagi masyarakat bukan sebuah kebutuhan. Kebutuhan mereka di mall-mall," kata Sujiman.

Padahal, kata Sujiman, di dalam museum, khususnya Museum Kebangkitan Nasional, banyak budi pekerti dan pelajaran yang bisa dipetik. Salah satunya mengenai perjuangan organisasi pemuda saat itu.

"Kita tidak hanya seremonial, tapi refleksi perjuangan pemuda dan menggali potensi yang ada," kata Sujiman.

Museum Kebangkitan Nasional sendiri memiliki enam ruangan yang memiliki karakteristik masing-masing. Keenam ruangan tersebut yakni, Ruang Pameran, Asrama, Ruang Kedokteran Stovia, Ruang Perkenalan, Ruang Awal Kesadaran, dan Ruang Pegerakan Nasional.

Dari keenam ruangan tersebut, pihak museum berusaha menonjolkan sisi menariknya. Selama ini, kata Sujiman, pengunjung lebih suka ke Ruangan Kedokteran Stovia.

"Di sana ada alat pemecah kepala manusia. Mereka jadi tertarik kegunaan alatnya. Belum lagi alat dokter zaman dulu lainnya," kata Sujiman.

Kendati demikian, Sujiman menyebut pihak museum juga membuat pameran rutin yang diselenggarakan tiap tahun. Misalnya pada tahun ini pameran dari pihak museum bercerita mengenai perjalanan hidup Haji Oemar Said Cokroaminoto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Dufan On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Dufan On The Spot?

Megapolitan
Rute Transjakarta 2E Rusun Rawa Bebek-Penggilingan via Rusun Pulo Gebang

Rute Transjakarta 2E Rusun Rawa Bebek-Penggilingan via Rusun Pulo Gebang

Megapolitan
Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com