Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orangtua Penelantar dan Lima Anaknya Jalani Visum di RS Polri

Kompas.com - 22/05/2015, 21:25 WIB

JAKARTA, KOMPAS — Dua orangtua penelantar anak, UP (45) dan NS (42), bersama kelima anak yang mereka telantarkan menjalani pemeriksaan untuk visum psikologi di ruang Poliklinik Eksekutif, Rumah Sakit Polri Kramatjati, Jakarta Timur, Jumat (22/5). Pemeriksaan itu, selain dikawal penyidik Polda Metro Jaya, juga diawasi Komisi Perlindungan Anak Indonesia.

Hingga Jumat siang, pemeriksaan masih berlangsung. Sekretaris Jenderal Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Erlinda menyampaikan, KPAI hanya mendampingi kelima anak yang ditelantarkan orangtuanya, yakni C dan K (10) yang bersaudara kembar, AD (8), A (5), dan D (4).

"Anak-anak ke sini dalam satu rangkaian visum sebagai pemeriksaan lanjutan. Visum yang sebelumnya belum selesai," ujar Erlinda.

Terkait rencana mempertemukan kelima anak itu dengan orangtuanya, menurut Erlinda, itu adalah rencana penyidik Polda Metro Jaya. "Setahu saya, rencana pertemuan itu bagian dari proses penyidikan yang dijalankan Polda Metro Jaya," ucapnya.

Sementara Ketua Umum Komisi Nasional Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait menyampaikan, pihaknya menyayangkan jika memang dilaksanakan pertemuan antara UP dan NS dengan kelima anaknya. Menurut Arist, hingga saat ini kelima anak itu masih mengalami trauma berat.

"Kelima anak, khususnya AD, dan dua anak perempuan yang kembar masih dalam keadaan trauma akut. Mereka masih membutuhkan terapi intensif," kata Arist.

Arist pun menyayangkan langkah penyidik Polda Metro Jaya yang lambat menetapkan UP dan NS sebagai tersangka penelantar anak. "Bukti-bukti penelantaran anak sudah kuat, semestinya keduanya sudah dapat ditetapkan sebagai tersangka penelantar anak," tutur Arist.

Satu dari lima anak, yakni AD (8), sempat diusir dari rumah sekitar satu bulan terakhir. AD tinggal di pos satpam dan di rumah tetangganya. Adapun keempat saudarinya tetap ada di rumah, tetapi tidak dibolehkan keluar rumah. Kelima anak ini dievakuasi ke rumah aman sejak 14 Mei.

Polisi tangkap pemasok sabu

Seperti diberitakan harian Kompas (22/5), polisi akhirnya berhasil menangkap pemasok sabu untuk pasangan suami istri UP dan NS yang diduga menelantarkan lima anaknya. Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Martinus Sitompul mengatakan, pemasok itu berisial O dan ditangkap pada Rabu (20/5) malam.

"Sekarang tengah dilakukan pemeriksaan oleh Direktorat Reserse Narkoba untuk mengembangkan kasus ini, apakah tersangka termasuk dalam jaringan peredaran narkoba," kata Martinus.

Polisi juga sudah menetapkan UP dan NS sebagai tersangka dalam kepemilikan sabu. Sebelumnya, dalam penggeledahan ditemukan sabu 0,58 gram di rumah tersangka di Citra Gran, Cibubur, Bekasi. Selain soal narkoba, polisi masih mendalami dugaan kekerasan dan penelantaran anak yang dilakukan UP dan NS.

UP dan NS juga ditetapkan sebagai tersangka penyalahgunaan narkoba. Berdasarkan hasil tes urine yang dilakukan terhadap keduanya, mereka positif mengonsumsi sabu. Setelah ditetapkan sebagai tersangka, keduanya langsung ditahan di Rutan Narkoba Polda Metro Jaya.

Tersangka dijerat dengan Pasal 112 dan 114 subsider Pasal 132 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dengan ancaman maksimal 7 tahun penjara. (MADINA NUSRAT DAN PRASETYO EKO P)

__________________
Berita ini juga dapat dibaca di tautan berikut ini: Orangtua Penelantar dan Lima Anaknya Jalani Visum di RS Polri

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com