Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Beri Garansi Beras Plastik Tak Dijual di Jakarta

Kompas.com - 25/05/2015, 09:28 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama memastikan beras sintetis berbahan plastik tidak dijual di pasar-pasar di bawah pengelolaan PD Pasar Jaya. Basuki pun mengaku telah menginstruksikan Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah Perdagangan (KUMKMP) DKI untuk melakukan razia serta pemeriksaan beras-beras di seluruh pasar di Jakarta.

"Kami sudah pastikan di seluruh pasar PD Pasar Jaya di Jakarta tidak ada beras seperti itu yang dijual. Kami sudah periksa semua dan kami garansi beras-beras yang dijual di PD Pasar Jaya tidak mengandung itu (plastik)," kata Basuki, di Balai Kota, Senin (25/5/2015). 

Pemprov DKI juga telah bekerjasama dengan Badan Pengawas Obat-Obatan dan Makanan (BPOM) untuk melakukan tes serta uji laboratorium beras-beras yang dijual di Jakarta.

"Kami sepakat, kalau ketahuan ada pedagang jual beras (berbahan plastik) itu, kami usir dari pasar kami," kata pria yang biasa disapa Ahok itu. 

Sementara itu, Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya Dwi Ananto memastikan Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur, terbebas dari penjualan beras plastik tersebut. 

Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) ini, klaim dia, selalu mengawasi peredaran serta distribusi beras yang dijual di pasar tersebut.

Rencananya, PT Food Station Tjipinang Jaya akan membangun sebuah laboratorium untuk menguji sampel beras yang diperjualbelikan di Pasar Induk Cipinang.

Untuk membangun laboratorium ini, perusahaannya juga menggandeng BPOM DKI. "Tujuan PT Food Station Tjipinang Jaya berdiri ini untuk menjamin kualitas beras yang dijamin warga Jakarta, menjaga pasokan beras dan mengendalikan harga beras," kata Dwi.

Informasi mengenai beras plastik mencuat setelah salah seorang penjual bubur di Bekasi, Dewi Septiani, melaporkan kasus itu.

Dewi mengaku membeli enam liter beras yang diduga bercampur dengan beras plastik. Beras tersebut dia beli di salah satu toko langganannya. Dewi memang biasa membeli beras dengan jenis yang sama di toko tersebut seharga Rp 8.000 per liter.

Keanehan dari beras tersebut dia rasakan setelah mengolahnya menjadi bubur. Beras plastik tersebut pun positif mengandung polyvinyl chloride yang merupakan bahan baku pipa, kabel, dan lantai.

Beras itu juga mengandung plastiser plastik seperti Benzyl Butyl Phtalate (BBT), Bis 2-ethylhexyl Phtalate (DEHP), dan Diisononyl Phtalate (DNIP).

Ketiga bahan tersebut merupakan pelembut yang biasa digunakan bersamaan dengan polyvinyl chloride. Tujuannya agar pipa atau kabel mudah dibentuk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com