Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bus Besar Tak Bisa Masuk Terminal Rawamangun, Ahok Geram ke Konsultan

Kompas.com - 26/05/2015, 05:58 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama akan menggugat konsultan pembangunan Terminal Rawamangun, Jakarta Timur. Sebab, pembangunan terminal yang menghabiskan miliaran rupiah itu salah desain dan mengakibatkan banyak bus besar yang tidak bisa masuk ke dalam terminal. 

"Kami mau kirim surat gugatan ke konsultannya. Masa, buat desain yang bikin bus enggak bisa masuk, enggak bisa naik, terlalu sempit," kata Basuki kesal, di Balai Kota, Senin (25/5/2015). 

Menurut Basuki, selama ini program unggulan di DKI Jakarta lebih banyak diserahkan kepada konsultan. Sementara itu, satuan kerja perangkat daerah (SKPD) DKI tinggal menyepakati dengan menandatangani seluruh proyek yang akan dikerjakan. Dengan demikian, jika ada pembangunan yang salah, gagal, atau bangunan ambruk, maka seluruh SKPD menyalahkan konsultan.

Meski demikian, selama ini DKI tidak pernah menggugat konsultan, walaupun DKI telah membayar penuh kontrak dengan konsultan.

"Selama ini konsultan di DKI itu keenakan. Kalau saya tanya (ke SKPD) kenapa bangunannya mahal? Konsultan. Kenapa bayar? konsultan. Kenapa bangunannya begini? Konsultan. Akan tetapi, pernah enggak konsultannya digugat? Enggak pernah. Mereka enak aja dapat duit dari DKI," kata Basuki. 

Termasuk untuk pembangunan Terminal Rawamangun, lanjut Basuki, Dinas Perhubungan dan Transportasi (Dishubtrans) DKI juga menyebutkan bahwa seluruh pekerjaan dilakukan serta memperoleh saran dari konsultan. Basuki menengarai, konsultan pembangunan Terminal Rawamangun tidak kompeten.

Saat mendapat laporan soal pintu terminal kecil dan tidak bisa diakses oleh bus besar, Basuki langsung menghubungi Dishubtrans DKI.

"Masa kamu enggak ngerti bus ukuran gede enggak bisa masuk? Saya tanya Dishubtrans, 'Kenapa kalian bangun terminal yang bikin bus gede enggak bisa masuk, pintunya kecil?' Mereka jawab, 'Kami mana tahu, konsultan yang merancang semuanya'. Padahal, anggaran detail engineering design (DED)-nya saja sudah Rp 10 miliar," kata Basuki.

Saat ini, Biro Hukum Pemprov DKI sedang mempersiapkan gugatan terhadap konsultan, yang akan disampaikan kepada pihak kepolisian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Megapolitan
Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Megapolitan
Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Megapolitan
Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Megapolitan
Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Megapolitan
Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Megapolitan
Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com