Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/05/2015, 14:03 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku sering menerima informasi mengenai dokter-dokter yang dimintai uang oleh pengurus organisasinya, Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

Hal itu terjadi apabila ada dokter yang sedang tersandung masalah hukum terkait profesinya, di mana IDI kemudian datang memberikan bantuan. Bila memang benar, Ahok, sapaan Basuki menilai apa yang dilakukan oleh oknum pengurus IDI itu sangat tidak patut.

"Kalau ada dokter kesandung masalah, misalnya kasus malapraktik. IDI bantuin, tap masa dimintain duit? Kan enggak lucu. Ada lawyer yang jadi dokter (gabung ke IDI), terus mintain duit ke kamu (dokter)," ujar Ahok usai menghadiri acara pertemuan ilmiah tahunan ke-10 Persatuan Dokter Keluarga Indonesia, di Ancol, Jakarta Utara, Sabtu (30/5/2015).

Ahok juga mengaku sering menerima laporan mengenai adanya dokter-dokter yang tidak mendapat IDI memberikan bantuan pelayanan ke rumah-rumah sakit. Menurut Ahok, kebanyakan dokter yang mendapat perlakuan tersebut adalah dokter-dokter Indonesia yang kebetulan tidak menetap dan bekerja di tanah air.

"Banyak diaspora orang-orang Indonesia yang jadi dokter hebat di luar negeri. Pas mereka lagi pulang, mereka tahu di sini lagi kurang dokter. Pasien pada ngantri lama. Dia mau bantu di RSUD. Boleh enggak sama IDI? Enggak boleh. Kalau Anda masih sanggup layani orang, silakan Anda nolak. Tapi saya tanya, berapa banyak pasien yang tidak tertangani karena enggak ada dokter?" ujar Ahok.

Karena itu, ia berharap agar para dokter yang selama ini berseberangan sikap dengan pengurus IDI masih memiliki niat baik untuk memperbaiki organisasi tersebut.

Menurut Ahok, cara terbaik yang bisa dilakukan adalah dengan memperbaiki IDI dari dalam, bukan dengan membentuk organisasi serupa sebagai tandingan.

"Makanya saya tanya, IDI mirip-mirip sama FIFA enggak kira-kira. Itu yang masalah. Jadi kalau itu enggak beres, harus diberesin dong. Dokter harus memperbaiki organisasi mereka. Saya enggak mau ikut campur. Tapi jangan sampai kayak FIFA sama PSSI. Kalau Anda bikin PSSI tandingan enggak guna. Jadi harus duduk bareng," ujar mantan Bupati Belitung Timur itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan 'Treadmill' untuk Calon Jemaah Haji

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan "Treadmill" untuk Calon Jemaah Haji

Megapolitan
Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com