Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suara Keluhan dari PRJ Senayan

Kompas.com - 04/06/2015, 19:55 WIB
Aldo Fenalosa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah pedagang di arena Pesta Rakyat Jakarta (PRJ) Senayan tampak tak bersemangat. Mereka cenderung pasif mempromosikan produk jualannya ke pengunjung yang datang pada Kamis (4/6/2015) petang.

Beberapa bahkan tampak meninggalkan dagangannya begitu saja lalu berbincang dengan rekan pedagang di sebelahnya.

"Hari ini sepi banget. Untungnya enggak mati lampu kayak kemarin, tetapi yang datang sepi banget. Ini saja baru terjual beberapa potong. Kalau di (pasar) Senen jam segini udah ngitung duit kita," kata Rizaldi sambil terkekeh.

Rizaldi adalah salah satu pedagang pakaian di PRJ Senayan yang biasanya berjualan di Pasar Senen. Petang itu, Rizaldi juga mengeluh mengenai pengelola PRJ yang dinilainya lambat menangani sejumlah permasalahan.

Bahkan menurut dia, penyelenggara tidak memiliki tanggung jawab dalam mengadakan acara.

"Kemarin malam tuh parah, listrik pada mati tetapi panitia enggak ada yang bertanggung jawab. Kalau emang bermasalah ya baiknya bilang saja langsung baik-baik, kita kan butuh kejelasan jadi panik sendiri," kata Rizaldi.

Hingga hari ini pun Rizaldi mengaku belum ada keterangan resmi dari penyelenggara terkait insiden listrik pada Rabu (4/6/2015) malam.

Sementara itu, Syamsuari mengaku pelanggan batu akiknya sempat kecewa saat tahu pesenan batu akik yang mereka inginkan masih belum rampung.

Syamsuari kewalahan mengejar pesanan yang harus selesai malam ini karena pekerjaannya menggosok batu menumpuk pada Rabu kemarin.

"Kemarin mati lampu jadi numpuk deh batu, enggak bisa digosok. Jadinya dikebut hari ini harus beres. Semoga sampai malam nanti enggak ada kendala lagi," kata Syamsuari yang baru pertama kali berpartisipasi dalam acara sejenis PRJ itu.

Sementara itu, pedagang di bagian makanan sengaja membawa bahan jualan lebih sedikit untuk hari ini.

Sebabnya, beberapa pedagang tidak ingin bahan baku makanan mereka terbuang percuma karena tidak terjual banyak.

"Hari ini bawa modal setengah doang. Daripada entar yang beli sedikit enggak bisa dipanasin lagi," kata Ena, penjual sate dan nasi soto di PRJ Senayan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com