Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Ingin Punya Barang Mewah tetapi Enggak Mau Bayar Pajak"

Kompas.com - 11/06/2015, 11:24 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Sejumlah mobil mewah bernomor polisi "bodong" makin marak ditemukan dalam beberapa pekan belakangan. Pada saat bersamaan, pajak kendaraan kian tingggi dengan diberlakukannya pajak progresif berdasarkan alamat.

Beberapa mobil mewah yang menggunakan pelat bodong di antaranya adalah Ferrari yang dikemudikan selebriti Roro Fitria saat mendatangi Mapolda Metro Jaya, Lamborghini yang tertangkap saat konvoi di jalan tol dalam kota, dan terakhir Porsche yang terkena tilang dalam operasi Patuh Jaya 2015 di Jalan Yos Sudarso, Jakarta Utara.

Meski belum dipastikan motif pemilik mobil mewah menggunakan pelat bodong untuk menghindari pembayaran pajak, Wakil Gubernur Djarot Saiful Hidayat menyatakan, dugaan kuat mengarah ke hal tersebut.

"Bangsa kita ini banyak yang tidak tertib. Salah satunya dalam hal bayar pajak. Ingin punya barang mewah tetapi enggak mau bayar pajak. Mobil apa pun, mulai dari yang jelek sampai yang mewah, seharusnya butuh surat-surat dan harus bayar pajak," kata Djarot di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (11/6/2015).

Djarot mengatakan bahwa Pemprov DKI akan mengusut dan memburu warga Jakarta yang memiliki mobil mewah, tetapi menggunakan pelat nomor bodong. Bekerja sama dengan Polda Metro Jaya, ia yakin, satu per satu mobil mewah bodong yang berkeliaran di jalanan Ibu Kota dapat terjaring.

"Akan terus kami usut, mulai dari tempat pembelian, sumber dana, dan pemeriksaan surat-suratnya hingga kepemilikan aslinya. Kita baru bebaskan kalau pemiliknya melengkapi surat - surat dan membayar pajak barang mewah," ujar dia.

Djarot yakin, memburu mobil mewah yang menggunakan pelat bodong tidak sulit sebab jumlahnya terbatas.

"Ada 100.000 enggak jumlahnya? Saya rasa enggak. Kelas-kelas Ferrari, Lamborghini, itu kan mobil terbatas," kata mantan Wali Kota Blitar ini.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memang memberlakukan aturan baru terkait pajak progresif untuk kepemilikan kendaraan bermotor. Jika sebelumnya pengenaan pajak progresif hanya didasarkan pada nama pemilik kendaraan, terhitung per 1 Juni 2015, pengenaannya juga didasarkan pada alamat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Megapolitan
Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Megapolitan
Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Megapolitan
Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Megapolitan
Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Megapolitan
Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Megapolitan
Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com