Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita di Balik 300 Petugas Dishubtrans Tak Aktifkan Ponsel Android dan Dimarahi Ahok

Kompas.com - 24/06/2015, 16:59 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ada kisah di balik peristiwa 300 petugas Dinas Perhubungan dan Transportasi (Dishubtrans) DKI Jakarta yang tak mengaktifkan telepon selulernya pada April 2015 lalu.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memasang global positioning system (GPS) pada semua telepon seluler pegawai negeri sipil (PNS) DKI yang terkoneksi dengan smartcityjakarta.go.id.

Melalui smart city itu, Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama menemukan 300 pegawai Dishubtrans yang tidak mengaktifkan telepon seluler miliknya.

Alhasil, Basuki menduga 300 orang itu tidak ingin diketahui keberadaannya sehingga mereka dan Kepala Dishubtrans DKI Benjamin Bukit dievaluasi kinerjanya. [Baca: 300 Petugas Tak Nyalakan Ponsel Android, Ahok Evaluasi Kadishubtrans]

CEO dari aplikasi pengaduan warga DKI, Qlue, Rama Raditya, selaku yang ikut mengelola smart city, mengaku langsung dihubungi oleh Benjamin.

Saat itu, Benjamin komplain bahwa dia dan jajarannya dianggap tidak kerja. Padahal, menurut Benjamin, mereka selalu kerja, tetapi memang lupa untuk mengaktifkan telepon seluler yang dipasang sistem GPS tersebut.

"Sejak insiden Ahok dan (anggota) Dishub yang offline, saya langsung ditelepon Dishub. Pak Benjamin telepon, bilang kalau kita tiap hari kerja. Sejak saat itu, semua orang Dishub enggak ada yang pernah offline," kata Rama kepada Kompas.com, Rabu (24/6/2015).

Rama memantau dari smart city bahwa pergerakan petugas Dishubtrans dari hari ke hari semakin aktif. Hingga saat ini, berdasarkan peringkat dari Qlue, Dishubtrans menjadi dinas yang mendapat peringkat pertama soal kepuasan pelayanan publik.

"Koordinasinya sekarang luar biasa. Sekali ada laporan soal parkir liar langsung ditindak lanjut. Dishub menempati ranking satu dengan track record kita sebanyak 350 tindak lanjut," kata Rama.

Dari tampilan aplikasi Qlue, warga bisa melihat dinas mana yang cukup memuaskan pelayanannya di Jakarta.

Di bawah Dishubtrans, ada Dinas Perindustrian dan Energi dengan poin 160, disusul dengan Dinas Sosial sebanyak 73 poin, kemudian Satpol PP sejumlah 66 poin, dan Dinas Kebersihan 12 poin.

Rama juga memperhatikan kinerja Dishubtrans di lapangan mengalami peningkatan. Namun, dia menyayangkan Dishubtrans kini kembali jadi sorotan setelah ada kasus taksi Uber yang dianggap ilegal, termasuk oleh Organda DKI Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com