Hal ini terjadi dari tahun ke tahun dan tidak pernah ada sanksi tegas bagi perusahaan otobus yang menaikturunkan penumpang di terminal bayangan.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama juga mengaku tidak mengetahui langkah antisipatif untuk menghilangkan terminal bayangan. "Tutup sebelah mata sajalah," kata Basuki singkat, di Balai Kota, Senin (29/6/2015).
Ahok, sapaan Basuki juga tidak mempersiapkan terminal mana saja yang akan digunakan untuk arus mudik dan balik. Seluruh persiapan fasilitas pada arus mudik telah dilakukan Dinas Perhubungan dan Transportasi (Dishubtrans) DKI.
"Sejauh ini enggak ada masalah, standar saja persiapannya, paling sama kayak tahun-tahun lalu. Orang-orang harus lebih pintar saja buat dapat tiket mudik," kata Basuki.
Adapun sebanyak 12 terminal yang dipersiapkan untuk memfasilitasi arus mudik dan balik warga Jakarta. Terminal itu terdiri dari tiga terminal utama dan sembilan terminal bantuan.
Tiga terminal utama yaitu Terminal Kalideres, Terminal Kampung Rambutan, dan Terminal Pulogadung.
Sedangkan sembilan terminal bantuan, yakni Terminal Tanjung Priok, Pinang Ranti, Rawamangun, Grogol, Pulogebang, Rawabuaya, Pasar Minggu, Tanah Merdeka, dan Muara Angke. Sementara terminal bayangan berada di Jalan Jembatan Besi Tambora, dan pintu keluar Tol Kebon Jeruk-Tangerang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.