Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Ahok Terapkan Transaksi Non-tunai pada Operasi Pasar

Kompas.com - 02/07/2015, 11:28 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama meminta PD Pasar Jaya menerapkan sistem transaksi non-tunai selama pelaksanaan operasi pasar. Basuki memiliki alasan sendiri bersikeras merealisasikan transaksi non-tunai. 

"Kalau tidak pakai kartu (uang elektronik), bisa enggak orang yang beli sembako, jual lagi sembakonya? Orang yang pemodalnya gede yang untung. Dia bisa suruh karyawan 20-30 orang untuk beli sembako dan dijual lagi," kata Basuki seusai melepas truk pengangkut sembako untuk operasi pasar, di Balai Kota, Kamis (2/7/2015). 

Dengan menggunakan kartu elektronik, Basuki bisa mendata konsumen yang membeli sembako murah tersebut.

Ia bisa mencocokkan data konsumen dengan data Badan Pusat Statistik (BPS), apakah konsumen yang membeli sembako murah termasuk warga kurang mampu atau berkecukupan. Ia tidak mau penjualan sembako murah ini tidak tepat sasaran.

"Sebenarnya enggak salah, kalau ada warga penghasilan Rp 5 juta tiap bulan beli sembako di operasi pasar, karena ini menurunkan permintaan barang juga sebetulnya. Kalau permintaan turun, penawaran enggak bisa tinggi, kira-kira begitu," kata Basuki.

Basuki meminta uji coba penerapan transaksi non-tunai dilakukan selama enam hari pelaksanaan. Ia meyakini banyak warga yang sepakat dengannya untuk membeli uang elektronik dan membayar sembako dengan non-tunai.

Setelah enam hari pelaksanaan, Basuki meminta penerapan transaksi non-tunai terus dilaksanakan hingga operasi pasar berakhir.

"Kalau data tahun ini saya tidak dapat, berarti tahun depan saya enggak punya data lagi. Padahal saya sudah minta transaksi non-tunai ini dari tahun 2013, PD Pasar Jaya janji (menerapkan non-tunai) tahun 2014, tapi Bulog enggak siap. Katanya mau tahun 2015, eh sekarang (PD Pasar Jaya) enggak siap lagi, pokoknya tahun ini harus jalan," kata Basuki. 

Adapun operasi pasar jelang hari raya Idul Fitri mulai Kamis (2/7/2015) hingga Kamis (16/7/2015) mendatang. Operasi pasar dilaksanakan di 73 pasar di Ibu Kota. 

PD Pasar Jaya menjual beras kualitas medium dalam paket 50 kilogram (kg) dan 10 kg sebanyak 5 juta kg, yang dijual Rp 9.000 per kg. Padahal, harga normalnya Rp 10.500. Untuk beras premium distok 125.000 kg dan dijual dengan harga Rp 9.300 per kg.

Ada juga daging sapi impor dengan harga Rp 70.000 per kg dan daging sapi Bali dengan harga Rp 90.000 per kg, ayam potong Rp 25.000 per kg, dan telur ayam negeri Rp 21.000 per kg.

Ada tiga bank yang melayani transaksi non-tunai, yaitu Bank DKI dengan Jakcard, BCA dengan kartu Flazz, dan BRI dengan Brizzi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Megapolitan
Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Megapolitan
Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Megapolitan
Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Megapolitan
Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Megapolitan
Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com