Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sering Diteror, Penyidik KPK Apip Disebut Hanya Tertawa

Kompas.com - 06/07/2015, 14:58 WIB
Jessi Carina

Penulis


BEKASI, KOMPAS.com - Anggota Polri yang bertugas sebagai penyidik di Komisi Pemberantasan Korupsi, Komisaris Apip Julian Miftah, hanya tertawa mendapatkan banyak teror dari orang tak dikenal.

Hal tersebut dikatakan oleh koordinator keamanan Perumahan Mediterania, Prayuda. Prayuda sedang berada di depan rumah Apip setelah benda yang diduga bom ditemukan. Ketika itu, Prayuda bertanya kepada Apip mengenai teror yang beberapa kali menimpanya.

"Pak Apip hanya ketawa-ketawa aja. Kata dia, 'ini sudah risiko saya'. Saya tanya memang ada kasus yang ditangani? Dia bilang ada kasus besar dan dia ketua timnya," ujar Prayuda di Perumahan Mediterania, Senin (6/7/2015).

Prayuda menjelaskan, rincian teror yang pernah dialami oleh Apip. Pada Minggu (28/6/2015), Apip mendapati mobilnya dalam keadaan kempes dengan bekas tusukan ketika dia ingin memasukan mobil ke garasi rumah.

Selain kempes, bekas pecahan telur juga terlihat di mobil Apip. Pada teror pertama itu, Apip belum melapor kepada polisi maupun ketua RW. Keesokan harinya, dia pun membersihkan bekas lemparan telur serta mengganti bannya yang bocor. Setelah itu, barulah dia melapor kepada ketua RW.

Prayuda mengatakan, setelah Apip pulang melapor, dia melihat kap mobilnya sudah meleleh terkena siraman air keras. Menurut Prayuda, dia melihat air keras tersebut dituangkan dengan sengaja oleh orang lain.

"Kalau terciprat doang kan kelihatan, tapi ini saya lihat dari bekasnya seperti dituangkan saja airnya," ujar Prayuda.

Sampai akhirnya tadi malam, Apip menemukan benda mencurigakan di depan rumahnya di Perumahan Mediterania, Jakamulya, Bekasi Selatan. Benda tersebut dicurigai sebagai bom karena dilengkapi detonator dan diletakan di depan pagar rumah.

Akan tetapi, rangkaian detonator tersebut ternyata hanya berisi stereofoam dan tidak memiliki daya ledak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com