Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Banyak Sekali Aset Kerja Sama DKI dengan Swasta Tak Beres

Kompas.com - 08/07/2015, 10:58 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengaku sebenarnya ia tidak mempermasalahkan opini wajar dengan pengecualian (WDP) terhadap laporan keuangan tahun 2014 oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Masalahnya, lanjut Basuki, seharusnya BPK memberi opini Disclaimer (tidak menyatakan pendapat) sejak pemerintahan lalu-lalu. 

"Saya tuh bukan mempermasalahkan soal WTP (wajar tanpa pengecualian) atau WDP. Dari awal saya sudah bilang, harusnya Jakarta tuh dari dulu disclaimer, karena banyak sekali aset kerja sama dengan orang (swasta) itu yang enggak beres," kata Basuki, seusai mengikuti apel siaga arus mudik dan balik Hari Raya Idul Fitri 1436 Hijriah, di Lapangan IRTI Monas, Jakarta, Rabu (8/7/2015). 

Ia memberi contoh lemahnya kerja sama dengan pihak ketiga seperti tempat pembuangan sampah terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi. Basuki mengatakan, lahan itu merupakan aset lahan DKI.

Namun, untuk membuang sampah ke sana, DKI harus membayar Rp 400 miliar tiap tahunnya kepada operator TPST Bantargebang, PT Godang Tua Jaya.

Sudah dibayar tiap tahunnya, lanjut Basuki, PT Godang Tua Jaya tidak melaksanakan pekerjaan apa-apa seperti yang tercantum dalam kontrak kerja sama.

Kedua, kasus Pasar Tanah Abang Blok A yang bersengketa dengan PT Priamanaya Djan International (PT PDI).

"BPKP (Badan Pengawasan Keuangan Pembangunan) temukan kerugian Rp 100 miliar, tapi oleh BPK temuannya hanya denda belasan miliar. Kemudian di Kuningan dengan Bakrie Group, kami hilang triliunan rupiah, itu contoh. Banyak sekali aset-aset kita yang kerja samanya tidak baik," kata Basuki lagi. 

Meski demikian, Basuki mengaku tidak mempermasalahkan opini yang diberikan BPK tersebut. Bahkan jika BPK tidak mau memberi pendapatnya atau memberi opini Disclaimer terhadap laporan keuangan pemerintahannya, Basuki juga akan menerimanya.

"Karena bagi saya, saya sudah berpolitik selama 12 tahun. Rakyat itu enggak peduli DKI mau dapat WTP, WDP, atau Disclaimer. Rakyat itu yang penting dapat sembako murah, transportasi murah, dapat rumah, kesehatan gratis, pendidikan beres," kata Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com