"Mungkin bukan masalah utama, tetapi kemarin kita temukan ada intimidasi kepada orang Indonesia yang menyewa lahan itu," ujar Very ketika dihubungi, Selasa (14/7/2015).
Lahan milik Pemprov DKI yang dimaksud Very terletak di Jalan Kayu Putih Raya, Pulo Mas, Jakarta Timur. Dia bersama dengan Ketua DPRD Prasetio Edi Marsudi dan Ketua Fraksi Partai Hanura Mohamad Sangaji melakukan sidak ke tempat itu kemarin.
Very mengatakan, aset tersebut seharusnya dibangun menjadi gedung pusat kebudayaan Korea oleh PT Korea World Center, bekerja sama dengan PT Jakarta Propertindo. Akan tetapi, PT Korea World Center menyewakan kembali aset tersebut.
Hingga kini, lahan yang seharusnya menjadi pusat kebudayaan Korea malah menjadi supermarket, tempat karaoke, dan juga kafe.
Mengenai intimidasi yang diduga dilakukan PT Korea World Center, Very mengaku melihat sendiri sewaktu sidak kemarin. Pihak tersebut mengancam untuk memutuskan listrik kepada penyewa lahan itu.
Meski bukan masalah utama, Very mengatakan hal tersebut menunjukkan PT Korea World Center memiliki cara kerja sama yang buruk dengan siapa pun.
"Kemarin All Fresh (nama supermarket) telat bayar listrik, dia mengancam akan memutuskan aliran listrik," ujar Very.
Very mengatakan, DPRD akan memeriksa temuan ini lebih lanjut. Pada akhir bulan ini, DPRD berencana untuk memanggil PT Korea World Center agar bisa menjelaskan duduk perkaranya. Very mengatakan, hal ini merupakan tindak lanjut peringatan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI agar Pemprov DKI tidak lagi kehilangan aset.
"Ketua Dewan juga sudah janji akan tindak lanjuti," ujar dia. (Baca: DPRD Temukan Aset DKI Dijadikan Supermarket)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.