Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kecewa dengan Jakbook Fair, Ahok Berencana Lakukan Ini

Kompas.com - 28/07/2015, 10:09 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama masih kecewa terhadap kelalaian penyelenggara Jakbook and Edu Fair 2015 yang kecolongan membiarkan peserta pameran memberi harga tinggi kepada pemegang Kartu Jakarta Pintar (KJP).

Ke depannya, Basuki berencana bekerjasama dengan penerbit tertentu dan menjamin pemberian potongan harga kepada siswa pemegang KJP. 

"Nanti kami tinggal kerjasama dengan Gramedia dan minta ada diskon khusus untuk siswa (pemegang) KJP. Nanti ke depannya, kami tinggal kerjasama," kata Basuki, di Balai Kota, Selasa (28/7/2015). 

Basuki mengaku mendukung pelaksanaan Jakbook and Edu Fair karena awalnya ia berharap pemegang KJP bisa membeli seluruh perlengkapan sekolah dengan harga terjangkau.

Dia berpikir, selama ini para siswa pemegang KJP kesulitan membeli perlengkapan sekolah di toko dan pasar karena tidak pernah ada potongan harga. Apabila ada pameran, maka penerbit serta pedagang akan memberi potongan harga besar-besaran kepada pengunjung.

Menurut Basuki, cara menarik pengunjung pameran biasanya dengan memberi potongan harga. Namun, setelah melihat Jakbook and Edu Fair, dia kecewa karena jauh di luar ekspektasinya.

"Kalau ini pameran harganya lebih mahal daripada toko, mau enggak orang datang? Ya enggak mau, saya sudah cek semua harga di pameran lebih mahal dibanding di luar. Mana kami sudah paksa orang-orang untuk beli semuanya di pameran," kata Basuki kecewa.

Basuki menginginkan dana yang tersimpan dalam KJP tidak seluruhnya dibelanjakan untuk membeli perlengkapan sekolah. Seharusnya, sebagian dana itu bisa ditabung untuk kebutuhan mendatang. Namun, Jakbook and Edu Fair, kata Basuki, justru menghabiskan uang pengguna KJP.

"Bayangan saya pameran itu bisa lebih murah 20-30 persen harganya dibanding harga pasar. Berarti kalau harga pasaran misalnya Rp 500.000, di pameran dapat potongan harga 30 persen, anak-anak bisa tabung Rp 150.000-200.000 sebulan."

"Kalau setahun kan anak-anak bisa punya Rp 2,4 juta, kalau dia lulus, tabungan Rp 2,4 juta itu bisa buat modal, beli laptop, macam-macam bisa digunakan," kata Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Megapolitan
Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Megapolitan
Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Megapolitan
Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Megapolitan
Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Megapolitan
Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com