Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemprov Duga BPK Tidak Turun ke Lapangan Saat Audit Aset DKI

Kompas.com - 06/08/2015, 20:05 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) DKI Heru Budi Hartono membantah semua temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI soal aset di Mangga Dua yang dibicarakan dengan Pansus Laporan Hasil Pemeriksaan BPK tadi sore, Kamis (6/8/2015).

Menurut Heru, kenyataan di lapangan bisa saja berbeda dengan hasil audit BPK.

"Di sini persepsi setiap orang berbeda. Apa yang dimaksud dengan HPL (hak pengelolaan lahan) harus dijelaskan kepada ahli pertanahan dulu nih. Apa yang dimaksud dengan HPL apa yang dimaksud HGB (hak guna bangunan)," ujar Heru usai rapat dengan Pansus BPK di gedung DPRD, Kamis.

Heru mengatakan harus dipastikan terlebih dahulu apakah seluruh lahan di Mangga Dua merupakan milik Pemda DKI. Jika ada yang bukan milik Pemda DKI, sudah sewajarnya Pemda DKI tidak memiliki sertifikat HPL itu.

Heru mengatakan mungkin saja beberapa sertifikat HPL tidak dimiliki Pemda DKI. Namun dia memastikan bahwa lahan tidak dikuasai pihak lain.

Heru juga mengatakan mungkin saja HGB di lahan tersebut tidak seluruhnya dimiliki Pemda DKI. Itu biasanya karena lahan tersebut berupa jalan, saluran, trotoar, hingga fasilitas sosial dan fasilitas yang tidak mungkin memiliki HGB.

Dia menduga, BPK tidak turun ke lapangan untuk mengecek kondisi sebenarnya.

"Ada yang dia bilang tidak di-HGB-kan Duta Pertiwi atas nama dia. Ya bisa saja itu berupa jalan, pedestarian, saluran, fasos, fasum. Masa mau di-HGB-in? Ya enggak dong, di-loss dong. Berarti kosong luasan itu. Feeling saya tidak melihat lapangan, dia hanya menghitung saja ini HPL sekian, HGB sekian masih kurang sekian-sekian," ujar Heru.

Heru juga mengkritik Pansus BPK yang dinilai tidak mengerti soal HPL dan HGB di aset Pemda DKI di Mangga Dua.

"Kalau beli mobil ibaratnya harus bisa nyopir dulu baru bisa jalan. Jangan beli mobil dulu baru belajar nyopir. Ini nggak ngerti HPL sudah nyemplung ke masalah ini, ya sudah nggak jelas deh. Dua ratus lima puluh tahun kita jelasin juga tetap pusing," tambah dia.

Heru pun berharap Pansus BPK bisa mempertemukan Pemda DKI dengan BPK. Heru juga berharap pada pertemuan itu BPN, ahli pertanahan, serta PT Duta Pertiwi juga hadir untuk dimintai tanggapan. Jika benar ada kekeliruan di pihak Pemda DKI, Heru berjanji akan memperbaiki temuan itu.

Meski membantah soal temuan BPK, Heru mengaku senang dengan adanya Pansus BPK untuk membahas temuan ini.

Sebelumnya, Ketua Pansus BPK Triwisaksana mengatakan ada beberapa masalah di Mangga Dua yang kini menjadi temuan BPK. [Baca: Pemprov dan DPRD DKI Bicarakan Temuan BPK soal Aset Mangga Dua]

Pertama, sertifikat beberapa hektar lahan tidak ditemukan baik di Pemprov DKI maupun PT Duta Pertiwi. PT Duta Pertiwi merupakan perusahan yang diajak bekerja sama dalam hal ini.

Permasalahan kedua, sertifikat hak pengelolaan lahan (HPL) yang ada masih belum mencakup semua lahan hasil kerja sama antara Pemprov DKI dan PT Duta Pertiwi.

Sani (sapaan Triwisaksana) juga mengatakan hak guna bangunan (HGB) juga belum mencakup semua lahan HPL-nya.

Selain itu, sekitar 18 hektar di Mangga Dua juga tidak ditemukan sertifikatnya padahal bangunan sudah berdiri di lahan itu. Hal itu lah, kata Sani, yang menjadi sorotan BPK.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com