Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kinerja Wali Kota Jakarta Selatan yang Dicopot Ahok di Mata Para PNS

Kompas.com - 12/08/2015, 12:31 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mencopot Wali Kota Jakarta Selatan Syamsuddin Noor melalui surat keputusan yang dikeluarkan pada Jumat (7/8/2015) lalu. Alasannya, Syamsuddin terlalu baik dengan bawahannya.

Menurut Kepala Seksi Humas Wali Kota Jakarta Selatan Leonardo, Syamsuddin memang dikenal baik dan ramah dengan bawahan-bawahannya. Syamsuddin bahkan kerap ikut serta dalam acara-acara rutin Pemkot Jakarta Selatan.

"Bapak (Syamsuddin) bekerja dengan baik, beliau mau turun kalau ada acara-acara, misalnya bersih-bersih lingkungan rutin atau kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN)," kata Leo, di Kantor Wali Kota Jakarta Selatan, Rabu (12/8/2015).

Namun, ia enggan berkomentar bila Syamsuddin terlalu baik sehingga terkesan tidak tegas. Sebab, menurut dia, penilaian itu terlalu subyektif.

"Selama ini kalau saya nilai beliau sudah berusaha semaksimal mungkin mewujudkan program-program," ujar Leo.

Pegawai bagian lainnya, A, mengatakan, Syamsuddin kerap turun ke lapangan untuk mengecek langsung kinerja para staf. Terakhir, seminggu sebelum Lebaran, Syamsuddin melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah ruangan di Kantor Wali Kota untuk mengetahui pegawai yang bolos kerja.

"Bapak rajin sidak, jadinya staf juga pada segan. Setahu saya enggak ada yang berani bolos jadinya," kata A.

Menurut Dian, pegawai lainnya, Syamsuddin termasuk pejabat yang ramah. Meskipun sibuk, terkadang dia masih sempat menyapa para stafnya bila berpapasan di jalan.

"Saya pernah disenyumin, saya sapa, tetapi belum pernah ngobrol sih," kata dia.

Namun, sejak Senin kemarin, mereka tidak lagi menemui keramahan Syamsuddin. Dia sudah tidak terlihat di sekitar Kantor Wali Kota Jakarta Selatan sejak berita pencopotannya tersebar di media. Padahal, penggantinya belum dilantik oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com