Namun, beberapa warga menolak untuk menerima unit rusun tersebut. "Pindah ke sini juga terpaksa," ujar Rika, salah seorang warga Kampung Pulo yang sudah pindah ke Rusun Jatinegara, Jumat (21/8/2015).
Selain itu, warga Kampung Pulo juga dinilai tidak mengerti bahwa penggusuran dilakukan agar Kampung Pulo tidak banjir lagi.
"Kami bukannya berniat menyusahkan, ya. Kami juga ngerti ini semua demi orang banyak. Akan tetapi, kenapa semua mesti dipukul rata?" ujar Rika.
Rika menjelaskan, rumah-rumah yang berdiri di Kampung Pulo begitu beragam, ada yang permanen dan semi-permanen. Ada yang bertingkat, ada pula yang hanya satu lantai.
"Bagi warga yang rumahnya biasa saja, dapat rusun memang sudah kayak kejatuhan Bulan. Namun, bagi kami yang membangun rumah dengan susah payah, tiba-tiba dapat unit yang ukurannya lebih kecil, ya gimana ya?" ujar Rika.
Ia mengatakan, hal itulah yang disayangkan warga. Sebagian warga menilai, unit rusun tidak sepadan dengan rumah yang telah mereka bangun. Akan tetapi, Rika tidak memiliki pilihan selain menerima unit rusun tersebut.
Rika sendiri mengaku kaget dengan pembongkaran besar-besaran yang terjadi di Kampung Pulo. Sebab, pada awalnya, warga hanya mengetahui bahwa tanggal 20 Agustus adalah waktu untuk pengosongan, bukan pembongkaran.
"Tiba-tiba banyak alat berat," ujar dia.
Untungnya, dia sudah mencicil pemindahan barang sejak Minggu lalu. Untuk diketahui, penertiban terhadap warga Kampung Pulo memang dilaksanakan kemarin. Penertiban Kampung Pulo ini berlangsung ricuh. Sebanyak 10 warga Kampung Pulo telah diamankan ke Mapolsek Metro Jatinegara.