Direktur Pusat Studi Perkotaan Ruang Jakarta Marco Kusumawijaya mengatakan, saat ini penurunan tanah di Jakarta rata-rata mencapai 3-15 centimeter per tahun.
Ia menyebut di beberapa tempat bahkan sudah ada yang mencapai 15 centimeter. "Di sisi lain kenaikan muka air laut yang disebabkan climate change 6 milimeter per tahun. Inilah penyebab banjir yang utama di Jakarta," kata dia melalui keterangan tertulisnya, Sabtu (22/8/2015).
Menurut Marco, saat ini hal paling utama yang harus dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta adalah mengendalikan eksploitasi air tanah. Caranya dengan mengembangkan sistem drainase untuk memasok air dengan volume dua kali lipat.
Ia menilai tanpa berupaya menyetop eksploitasi air tanah, kegiatan pengerukan dan normalisasi kali hanya akan menjadi proyek sia-sia tanpa manfaat.
"Apalagi bila tujuannya hanya untuk membangun taman-taman indah. Taman-taman indah tidak akan membantu resapan air di daerah perkotaan yang sangat cepat. Proyek-proyek seperti itu hanya penipuan dan gimmick semata," ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.