Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaum Perempuan Diminta Waspadai Zona yang Dianggap Aman

Kompas.com - 03/09/2015, 04:31 WIB

JAKARTA, KOMPAS - Perempuan kembali menjadi korban kejahatan sadis. Selasa (1/9), ditemukan karung plastik berisi sesosok mayat perempuan tanpa busana yang penuh bekas luka penganiayaan di Kota Wisata, Nagrak, Gunung Putri, Bogor. Polisi masih berusaha mengungkap identitas mayat tersebut.

Dari identifikasi tim penyidik kepolisian, korban berciri fisik tinggi sekitar 150 sentimeter, berambut hitam lurus dan panjang sebahu, kulit berwarna sawo matang, dan ada bekas luka operasi di perut. Rambut korban terikat pita warna coklat dengan motif lingkaran-lingkaran ungu. Korban memakai anting perak.

”Korban diyakini sebagai korban pembunuhan keji,” kata Kepala Kepolisian Resor Bogor Ajun Komisaris Besar Suyudi Ario Seto. Hingga Selasa malam, tim penyidik belum mengetahui identitas korban yang diperkirakan berusia 20-25 tahun itu.

Indikasi bahwa korban dibunuh secara keji terlihat dari wajah yang nyaris dipenuhi bercak darah. Hampir seluruh wajah terbekap isolasi plastik. Di bagian lutut juga ditemukan luka lecet dan lebam. Pada tubuh juga terdapat beberapa bercak darah.

Jenazah itu ditemukan dalam kondisi tengkurap, kaki kiri terikat karet bekas ban dalam sepeda motor.

Mayat itu ditemukan petugas kebersihan taman kompleks perumahan tersebut, yakni Ame (38) dan Hati (53). Kepada tim penyidik, mereka mengaku menemukan karung berisi mayat itu antara pukul 10.00 dan 10.30 saat hendak pulang ke Kampung Cohak. Kampung tersebut berada di belakang di dekat gerbang kompleks di tepi Jalan Alternatif Cibubur (Jalan Raya Transyogi).

Saat berjalan melalui taman tersebut, mereka terkejut melihat ada kaki yang menyembul dari karung plastik putih. Karung plastik itu berukuran besar yang biasa digunakan untuk barang- barang ekspedisi. Ada beberapa coretan hitam bekas spidol pada karung itu.

Melihat ada kaki tersembul, Ame dan Hati yakin dalam karung itu ada korban kejahatan. Mereka kemudian melapor kepada mandor kebersihan yang kemudian melapor kepada petugas satuan pengamanan dan meneruskan ke Kepolisian Sektor Gunung Putri.

Kepala Polsek Gunung Putri Ajun Komisaris Tri Suhartanto menambahkan, petugas kemudian mengamankan tempat penemuan karung dan membawa jenazah ke Rumah Sakit Bhayangkara Raden Said Sukanto (RS Polri) di Kramatjati, Jakarta Timur.

Menurut Tri, berdasarkan pemeriksaan awal, korban diyakini tewas kurang dari 12 jam sebelum ditemukan. Diduga, korban dihabisi pada dini hari di tempat lain sebelum dibuang ke taman perumahan tersebut.

Di tempat penemuan mayat itu, penyidik juga menemukan gunting bergagang hitam yang sebagian sudah pecah. Menurut Tri, ada indikasi korban mengalami kekerasan seksual karena ditemukan bercak darah di sekitar organ vitalnya.

Namun, dugaan itu baru bisa dipastikan setelah hasil otopsi keluar. ”Masih menunggu hasil otopsi,” kata Tri.

Tim penyidik sejauh ini sudah memeriksa setidaknya lima saksi. Warga yang merasa kehilangan anggota keluarga dengan ciri fisik korban bisa menghubungi Polsek Gunung Putri atau Polres Bogor.

Kejahatan berulang

Penemuan mayat perempuan yang menjadi korban kejahatan sadis terjadi berulang kali di Jakarta dan sekitarnya dalam beberapa bulan terakhir. Dalam beberapa kasus, terungkap korban dibunuh di tempat-tempat yang dianggap aman, seperti rumah sendiri atau kamar kos.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com