Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Syarif: Camat Sawah Besar Itu Genit, Ganjen, atau Memang Enggak Bisa Hargai Kesepakatan?

Kompas.com - 16/09/2015, 08:23 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Komisi A DPRD DKI Syarif merasa bingung bahwa Camat Sawah Besar Martua Sitorus telah mengeluarkan SP3 untuk pedagang Pasar Karang Anyar. Padahal, sebelumnya, Komisi A dan B telah melakukan rapat bersama pedagang Pasar Karang Anyar, Wali Kota Jakarta Pusat Mangara Pardede serta camat dan lurah untuk membicarakan hal ini.

"Waktu itu kan hadir Wali Kota Jakarta Pusat, camat, lurah, juga kepala pasar, dan sepakat untuk menunda apapun SP atau SPB (surat perintah bongkar) diterbitkan sebelum relokasi tuntas. Ini Camat Martua Sitorus genit, ganjen atau memang enggak bisa hargai kesepakatan rapat gabungan Komisi A dan B pada tanggal 28 Agustus?" kata Syarif ketika dihubungi, Selasa (15/9/2015).

SP III memang telah diberikan kepada pedagang Pasar Karang Anyar sejak tanggal 14 September. Mereka diberikan waktu 1 kali 24 jam untuk membongkar sendiri lapak mereka. Lewat dari waktu itu, maka pembongkaran akan dilakukan. Itu artinya, hari ini seharusnya menjadi hari pembongkaran itu. Syarif pun menilai keluarnya SP III itu adalah bentuk pembangkangan.

Syarif juga bingung, sebab Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama sudah mengatakan bahwa tidak akan ada penggusuran. Hal itu mengingat situasi ekonomi yang sedang sulit saat ini. Akan tetapi, hal yang berbeda justru dilakukan oleh Camat Sawah Besar dengan mengeluarkan SP III itu.

"Kemarin kan Gubernur sudah bicara sejuk bahwa tidak ada penggusuran karena situasi ekonomi lagi sulit, di sana juga memang tidak 100 persen benar bahwa mereka menjadi penyebab banjir, harusnya bijaksana mendekati warga yang mau berusaha," ujar Syarif.

"Saya sedih dan terpukul banget jika besok (Rabu) PKL Karang Anyar itu jadi digusur, mereka rakyat kecil sulit sekali berusaha yang tenang. Saya akan turun ke PKL besok (hari ini) untuk temui mereka dan mencari solusi terbaik," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com