Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duga Pembunuh Bocah Tewas Dalam Kardus Ditangkap, Warga Nyaris Main Hakim Sendiri

Kompas.com - 04/10/2015, 19:45 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Gara-gara mengira polisi telah menangkap pembunuh PFN (9) yang ditemukan tewas dalam kardus, warga di Jalan Sahabat, Kalideres, sempat menyerang seorang pemuda yang ditanyai polisi. Padahal, polisi hanya sedang meminta keterangan pemuda tersebut.

Awalnya, polisi mengerahkan anjing pelacak untuk mencari pembunuh PFN. Pelacakan itu mengarah ke salah satu rumah warga di Jalan Sahabat di Kelurahan Kamal, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat, Minggu (4/10/2015).

Rumah itu berada di deretan rumah petak semipermanen, hanya sekitar 50 meter dari lokasi mayat PFN dibuang.

Polisi kemudian meminta penghuni rumah keluar. Penghuni rumah itu adalah seorang bapak yang sedang sakit dan istrinya, dua anak perempuannya, dan seorang anak lelakinya yang sudah dewasa.

Polisi membawa keluar seorang pemuda keluar dari rumah tersebut. Kemudian, dia diajak bicara oleh penyidik polisi di depan sebuah rumah reyot.

Saat itulah, beberapa warga yang salah sangka mengamuk. Mereka menyangka pemuda itu pembunuh PFN. Warga berteriak dan mulai memaki-maki pemuda itu.

Polisi pun mendorong warga yang mencoba mendesak. Bahkan, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Krishna Murti dan Kasubdit Jatanras Dirkrimum Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Herry Heryawan yang sedang mengobrol dengan wartawan pun kaget, lalu mendatangi warga yang mengamuk.

Krishna cepat bergerak ke mobilnya lalu menyalakan alat pengeras suara di mobilnya. Dia pun berbicara.

"Hei, warga, rumah yang tadi dimasuki anjing pelacak bukan rumah pelaku. Saya tegaskan, itu bukan rumah pelaku. Warga sebaiknya jangan bertindak main hakim sendiri. Kalian justru melakukan tindak kriminal nanti," kata Krishna sambil melihat ke arah massa yang sedang disuruh menjauh oleh anak buah Krishna.

Setelah warga pergi, Krishna mendekati lelaki yang sempat kaget melihat warga mengamuk. Krishna kemudian menepuk bahu lelaki itu, lalu mengatakan bahwa dia tak mencurigainya. Muka lelaki itu pun kelihatan lebih tenang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com