Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/10/2015, 21:14 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama mengklaim telah menghilangkan tunjangan kinerja daerah (TKD) beberapa pegawai negeri sipil (PNS) DKI selama 36 bulan. Sistem pemberian TKD yang diterapkan Basuki berbeda dari pemerintahan sebelumnya. 

"Kalau dulu kan, (oknum PNS bandel) tetap dapat dia nih (TKD), dipecat pun dapat. Nah sekarang kalau (oknum PNS) yang sudah main, kami stop (pemberian TKD) dan sudah banyak yang saya sanksi tidak boleh menerima TKD selama 36 bulan," kata Basuki, di Balai Kota, Selasa (6/10/2015). 

Menurut Basuki, sanksi tersebut diberikan kepada PNS yang melakukan pelanggaran, termasuk melakukan pungutan liar, menerima uang tidak resmi, hingga pemalsuan data. Hal itu, kata Basuki, terjadi di wilayah-wilayah. Ketika seorang PNS tidak menerima tunjangan selama 36 bulan, Basuki meyakini pegawai tersebut sudah tidak bersemangat kerja. Basuki mengaku tidak khawatir jika nantinya banyak PNS yang mengajukan pengunduran diri.

"Begitu kamu melakukan pelanggaran, kamu enggak dapat tunjangan 36 bulan, cuma dapat gaji pokok saja. Apa kamu semangat lagi buat kerja? Enggak semangat kan. Terus aku taruh kamu saja jadi staf, buang saja, sudah anggap pensiun saja," kata Basuki.

Lebih lanjut, Basuki menengarai keterlambatan pembayaran TKD berbasis kinerja disebabkan karena masih banyak penyimpangan pengisian e-TKD. Basuki mengimbau beberapa PNS yang merasa malas untuk pindah ke bagian pelayanan. Sebab, kegiatan duduk, berdiri, serta menjaga pintu dihitung sebagai kinerja.

"Nanti ketahuan nih kalau banyak (pegawai) yang nganggur terus, berarti kelebihan (PNS). Kan kami targetnya mau mengurangi PNS DKI dan saya akan mulai coba kurangi terus," kata Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Terbentur Aturan, Wacana Duet Anies-Ahok pada Pilkada DKI 2024 Sirna

Terbentur Aturan, Wacana Duet Anies-Ahok pada Pilkada DKI 2024 Sirna

Megapolitan
Pria Diduga ODGJ Lempar Batu ke Kepala Ibu-ibu, Korban Jatuh Tersungkur

Pria Diduga ODGJ Lempar Batu ke Kepala Ibu-ibu, Korban Jatuh Tersungkur

Megapolitan
Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Megapolitan
Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Megapolitan
Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Megapolitan
Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Megapolitan
Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Megapolitan
Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Megapolitan
Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com